top of page

TUHAN MENGUBAH KEKURANGAN KITA MENJADI SUMBER BERKAT YANG MELIMPAH

Updated: Aug 4, 2019

Kejadian 14:18-20; 1 Korintus 11:23-26; Lukas 9:11b-17

Pesta Tubuh dan Darah Kristus adalah misteri yang sungguh agung dan mulia untuk kita orang beriman. Yesus sendiri menjadi santapan jiwa untuk para pengikutNya. Ia memberikan tubuh dan darahNya sendiri untuk keselamatan manusia. Tubuh dan DarahNya menjadi bekal dalam perjalanan hidup iman setiap hari.

Pesta Tubuh dan Darah Kristus memiliki hubungan langsung dengan peristiwa malam perjamuan akhir, di saat Yesus memecah-mecahkan roti dan membaginya kepada para murid dan kemudian Dia mengambil piala berisi anggur, Ia mengucap syukur kemudian Ia menyerahkan kepada para muridNya untuk diminum. Di saat itulah, Ia mewariskan ekaristi, Tubuh dan DarahNya untuk menjadi makanan jiwa, bekal kehidupan iman bagi para murid. Hal yang sama, kemudian diwariskan untuk kita yang percaya; “lakukan ini sebagai kenangan akan daku”.

Dalam perjanjian lama, beberapa kali dibicarakan tentang roti dan anggur sebagai makanan jasmani, seperti yang diceritakan Kitab Kejadian 14:20b-25. Juga pada saat orang Israel berziarah menuju tanah terjanji, waktu mereka sampai di padang gurun mereka kehabisan bahan makanan, tiada lagi roti dan daging. Untuk memenuhi kebutuhan jasmani mereka, Tuhan memberikan mereka “manna”, roti yang turun dari surga, serta burung puyuh. Itulah yang menjadi makanan mereka.

Dalam perjanjian Baru, beberapa kali cerita tentang roti dan anggur dibicarakan. Misalnya Yesus memperbanyak roti untuk dimakan oleh 5000 orang laki-laki, belum terhitung perempuan dan anak-anak. Yesus mengubah air menjadi anggur waktu pesta nikah di Kana. Ini semua adalah cerita yang berhubungan dengan kelimpahan berkat dan rahmat Allah untuk semua orang yang percaya.

Cerita Lukas 9;11b-17; mengilustrasikan betapa besarNya kemurahan dan kebaikan Tuhan untuk para pendengar dan pelaku firmanNya. Dari kisah injil itu, kita bisa merasakan beberapa hal:

1. Para Murid Cemas. Mereka cemas karena hari sudah malam. Pendengar Yesus banyak sekali. Mereka pasti membutuhkan makanan. Tempat mereka berada saat itu, jauh dari perumahan penduduk. Mereka tidak bisa mendapat makanan walaupun itu dibeli sekalipun. Karena itu mereka meminta Yesus untuk menyuruh orang banyak itu pergi, karena mereka masih ada waktu untuk bisa mendapatkan makanan dalam perjalanan pulang mereka, walaupun itu jauh atau mendapatkan makanan di kampung-kampung sekitar.

2. Yesus memberi tantangan. Kecemasan para murid ini dijawab dengan sebuah tantangan “kamu harus memberi mereka makan”. Para murid terkejut, atau mungkin lebih tepat “terperangah”, karena bagaimana memberi orang banyak itu makan; ada 5000 orang laki-laki, tidak terhitung perempuan dan anak-anak.

3. Para Murid menyadari diri dan apa yang mereka miliki. “Yang ada pada kami tidak lebih dari 5 roti dan 2 ikan”. Mereka menyadari seluruh keterbatasan diri mereka, ini saja yang kami miliki. Mereka melupakan satu hal penting “mereka memiliki Yesus”.

4. Yesus memberikan jalan keluar.

a. “Suruhlah orang banyak itu duduk berkelompok, kira-kira 50 orang per kelompok”. Itu berarti ada 100 kelompok laki-laki, belum terhitung perempuan dan anak-anak. Dari banyaknya jumlah orang yang ada, itu berarti tempat Yesus mengajar itu sangat luas.

b. Yesus mengambil 5 roti dan 2 ikan (milik orang banyak itu), lalu menengadah ke langit dan mengucap berkat, kemudian membagi roti itu dan memberikannya kepada para murid supaya dibagi-bagikan kepada banyak orang. Coba anda bayangkan saat Yesus membagi-bagi roti-roti itu, dari 5 buah menjadi cukup untuk 5000 orang dan bahkan masih sisa lagi 12 bakul. Suatu hal yang di luar daya imajinatif manusia. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Ia melakukan segala sesuatu karena cintaNya untuk manusia bukan tujuan lain.

Apa pesan dari cerita ini untuk kita:

1. Tuhan itu kaya dalam segala sesuatu. Tuhan memiliki segala sesuatu dalam kelimpahan. Segala sesuatu yang Tuhan miliki adalah untuk “keselamatan” manusia. Semua yang Tuhan miliki adalah untuk kebaikan kita.

2. Ia mengubah kekurangan kita menjadi berkat. Caranya, yakni dengan mendengar, mengikuti / melakukan firmanNya. Tidak ada kesulitan, tantangan atau cobaan yang tidak bisa dilewati. Tuhan memberi kesulitan, tantangan, cobaan tidak lebih dari kemampuan kita untuk mengatasi / memikulnya. Hanya yang membuat kita tidak bisa mengatasi dan memikulnya yakni kita tidak melibatkan Yesus di dalamnya. Kita tidak menyerahkan seluruh kendali hidup kita ke dalam tangan Yesus.

3. Ia akan membuat segala sesuatu itu indah pada waktunya. Kecemasan para murid Yesus dijawab dengan “peneguhan iman” oleh Yesus, yaitu dengan memperbanyak roti, membuat semua orang makan sampai kenyang. Tidak ada satu pun yang menderita kelaparan. Maka, kita perlu menyadari “apa yang kita miliki”, kekuatan, kelebihan dan juga kekurangan kita. Kita menyadari dahulu apa yang kita miliki, sebelum kita mencari sesuatu yang lebih. Dengan menghargai apa yang sudah dimiliki, membuka jalan untuk bisa memiliki lebih dan ditambahkan kepada kita. Yesus pernah katakan berhubungan dengan talenta “ siapa yang memiliki kepadanya akan diberikan lebih”. Itu berlaku untuk setiap orang. Karena itu mari kita menyadari segala sesuatu yang kita sudah miliki, hargai itu dan terbuka untuk hal-hal baru yang akan datang dan akan kita miliki. Selalu terbuka untuk berkat dan rahmat Tuhan.

4. Beriman yang tulus itu, selalu akan mendapat berkat yang melimpah. Iman yang tulus yaitu iman yang dihidupi dalam kehidupan setiap hari. Bukan hanya iman pada hari minggu, pada hari raya gerejani atau pada saat-saat khusus. Beriman setiap saat, baik itu di kala senang maupun susah.


P. Gregorius Sasar Harapan, SVD

304 views0 comments

Recent Posts

See All

Edisi: XIII / 2020 / HARI MINGGU PRAPASKAH V

KEMATIAN (BENCANA) REALITAS YANG TIDAK BISA DITOLAK Wabah Corona, menggemparkan dunia. Awalnya bermula dari Wuhan, China. Lalu sekarang ia menyebar dan mewabah ke seluruh dunia. Indonesia juga termasu

bottom of page