top of page

Pada awal mula…

Pada masa setelah Perang Dunia ke-II, sekitar tahun 1950, PT Olympia mulai mengembngkan daerah rawa dan hutan di pinggiran daerah pelabuhan Tanjung Priuk. Menera membangun jalan dan perumahan di daerah yang sekarang dikenal sebagai Rajawali Selatan, untuk selanjutnya dijual kepada K.L.M. serta sebagian bagi pihak swasta.

 

Pembangunan yang ada di daerah ini menarik banyak pendatang yang kemudian mulai menempati daerah rawa di pinggir utara Kalimati dan sepanjang rel kereta menuju pelabuhan. Salah satu kelompok perintis tersebut adalah umat Katolik yang sebagian besar berasal dari Flores.

 

Meningkatnya kebutuhan akan pelayanan rohani mendorong Paroki Katedral untuk meminta Paroki Mangga Besar untuk membantu melayani umat Pademangan, karena didasari pertimbangan efisiensi. Pastor R. Bakker, SJ yang ketika itu bertugas di Paroki Manga Besar, kemudian memulai karya misinya, menyebarkan ajaran Kristus di tengah umat Pademangan. Beliau memulai karyanya dengan membuka sekolah Taman Kanak-kanak pada tahun 1959. Lalu mulai dari tahun 1960, Pastor Bakker perlahan-lahan membeli tanah di sekitar Gang 6 dan Gang 8 (lokasi Gereja saat ini) agar dapat digunakan sebagai bangunan sekolah. Beliau bersama dengan warga bergotong-royong meninggikan jalanan yang saat ini rentan banjir agar kegiatan belajar mengajar di sekolah Santo Lukas tidak terganggu. Buah kerja keras Pastor R, Bakker, SJ dengan seluruh umat terbayar pada 15 Agustus 1960, bertepatan dengan Hari Raya Bunda Maria Diangkat ke Surga, ketika untuk pertamakalinya perayaan Ekaristi diadakn di Gedung SD Santo Lukas, dan pengesahan Kalimati sebagai stasi baru di bawah Paroki Mangga Besar.

 

Tongkat kepemimpinan Pastor R. Bakker, SJ kemudian dilanjutkan oleh Pastor J. Then To Hiang, SJ pada tahun 1963 karena beliau dipindahtugaskan ke Paroki Bidaracina. Stasi Kalimati sempat mengalami beberapa pergantian kepemimpinan hingga pada Oktober 1966, Pator muda H. Van Opzeeland, SJ datang ke Stasi Kalimati dan memperjuangkannya menjadi Paroki Pademangan.

 

Sempat mondar-mandir antara Paroki Mangga Besar-Stasi Kalimati sejak awal bertugas hingga September 1967, Pastor Opzeeland kemudian menetap di Pademangan dan mulai perjuangannya menjadikan Stasi Kalimati sebagai Paroki yang berdiri sendiri. Beliau membagi daerah Pademangan menjadi 10 kring. Kemudian Beliau membentuk Dewan Paroki yang terdiri dari PGDP, ketua-ketua kring, wakil-wakil organisasi (Wanita Katolik, pemuda Katolik, Santo Yusup, Pramuka, Koor, Sekolah dan beberapa organisasi Katolik lain dan dengan demikian lahirlah secara resmi Paroki Pademangan-Rajawali pada 10 Juni 1968 dengan Santo Alfonsus Rodriguez sebagai Santo Pelindung Paroki.

Sejarah Gereja Santo Alfonsus

bottom of page