top of page

TANTANGAN : JALAN MENUJU SUKSES

Minggu II Prapaskah A, 2020

Kejadian 12:1-4a; 2Timotius 1:8b-10, Matius 17:1-9


Ada banyak jalan menuju kesuksesan. Kesuksesan itu butuh proses. Tidak ada kesuksesan yang instan. Jalan umum menuju kesuksesan: 1). melalui tantangan: penderitaan, kesulitan bahkan penolakan. 2). Fokus: pusatkan perhatian pada apa yang mau dicapai dalam hidup. Kita harus mengenal tujuan untuk diraih. 3). Menentukan hasil akhir yang mau dicapai / target. 4). Mulai melakukannya. Untuk mencapai kesuksesan perlu perencanaan yang matang. Ada prinsip 5 C yang perlu agar bisa sukses (ingin berubah ke hal yang lebih baik) yaitu Change (berubah), Challenge (tantangan), Chance (peluang) , Choice (pilihan), dan commitment.


Kalau mau sukses lewatilah ke 5 C ini. Kalau mau perubahan dalam hidup, dalam aspek apa pun kadang harus melewati tantangan. Setiap tantangan membawa peluang baru. Untuk setiap peluang baru membutuhkan pilihan untuk melaksanakannya. Sesudah membuat pilihan harus ada komitmen untuk melaksanakannya. Setiap orang bisa sukses. Itu harus diyakini dan dikatakan terus-menerus untuk diri sendiri. Keyakinan itulah yang menjadi inner power / kekuatan utama; yang mendorong kita untuk sukses. Tidak ada orang di dunia ini yang lahir untuk sukses atau lahir untuk gagal. Setiap insan memiliki kesempatan untuk meraih sukses. Perbedaan antara orang sukses dan gagal yaitu miliki inner power / dorongan dari dalamnya, yang kuat atau tidak. Orang yang memiliki dorongan kuat untuk sukses pasti akan sukses.


Karena itu, saya melihat tantangan, kesulitan serta penderitaan sebagai:

1. Proses pembelajaran yang paling radikal. Dalam melewati proses ini perlu kesabaran, kesetiaan dan terbuka terhadap kehendak Allah. Jalan untuk kehendak Allah harus dibuka lebar. Tanpa itu kita ambruk.

2. Jalan terjal menuju kedamaian yang sesungguhnya. Hanya sedikit orang yang bisa melalui jalan ini. Misalnya Mother Theresia dari Calcuta yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk melayani orang terutama yang terpinggirkan dalam masyarakat tanpa pamrih. St. Josef Freinademetz yang melewati tantangan budaya dan politik yang mengingkari Tuhan, untuk selalu melayani orang China selatan tanpa pamrih. Setelah Ia meninggalkan Tyrol Selatan (Italia Selatan) tahun 1879 sampai meninggal dunia 28 Januari 1908 tidak pernah lagi pulang ke negeri asalnya. Dia tidak pulang karena cinta akan umatnya di Shandung selatan, di tengah penindasan dan pembunuhan terhadap pengikut Kristus. Pada masa itu banyak umat dan misionaris yang ditawan dan meninggalkan China pergi ke wilayah asia lainnya dan pasifik. Kedua tokoh ini bertahan karena mereka belajar meniru Yesus. Mereka mencintai dengan cinta yang Yesus miliki. Mereka melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar. Mereka melayani dengan semangat yang Yesus hidupi. Semua kita dipanggil ke arah itu, no turning back.


Kita semua memiliki panggilan hidup masing-masing. Allah memberikan kita anugerah dan talenta yang berbeda-beda. Semua pemberian Allah kepada kita adalah cuma-cuma. Dasar pemberianNya bagi manusia yaitu untuk kebaikan manusia semata. Kebaikan manusia itu, dia miliki kalau ia terus setia dan memberikan diri untuk dibimbing oleh Allah sendiri. Iman setiap orang selalu diuji Tuhan dengan tantangan hidup. Tantangan itu bisa beragam: keharmonisan dalam rumah tangga, kemajuan dalam usaha dan pekerjaan setiap hari, kesehatan dan relasi; baik dengan Tuhan maupun sesama.


Singkatnya tantangan dalam hidup adalah proses pembelajaran untuk menjadi semakin baik. Orang yang tidak belajar dari tantangan hidupnya adalah dia yang tidak mau dididik dan dibina Tuhan. Tetapi jangan pernah mencari-cari tantangan serta kesulitan dalam hidup. Karena malapetaka datangnya dari mencari-cari kesulitan dan tantangan dalam hidup.


Panggilan serta predikat sebagai putra-putri Allah yang disematkan kepada setiap orang yang percaya selalu akan berhadapan dengan tantangan yang multi wajah. Artinya tantangan itu akan silih berganti tetapi iman kita kepada Allah harus tetap teguh. Walau langit runtuh dan bumi bergoyang sekalipun iman kepada Allah jangan goyah. Hanya Allah adalah penolong yang selalu tepat waktu. Ia tidak pernah datang terlambat. Hanya kita yang lebih sering terlambat dalam memahami maksud Allah. Refleksi pengalaman dipanggil untuk mengikuti Tuhan, bisa kita lihat dari pengalaman Abram, Sang Bapa Iman.


Panggilan Abram

Pengalaman Abram dipanggil Tuhan untuk meninggalkan kampung halamannya, Haran dan pergi ke negeri yang tidak dia ketahui. Ia dipanggil dari zona aman hidupnya ke situasi baru yang belum diketahui. Abram mengikuti panggilan Allah itu karena hanya kepadaNya-lah dia percaya dan menggantungkan seluruh hidupnya. Iman yang tulus, murni dan tanpa pamrih, itulah modal Abram dalam mengikuti panggilan Tuhan. Abram adalah tokoh iman. Ia digelari sebagai bapa iman untuk semua yang orang yang percaya kepada Tuhan.


Panggilan Allah untuk Abram disertai dengan janji (Kej 12:1-4a). Inilah hakekat setiap panggilan hidup untuk orang yang percaya kepada Tuhan. Janji Tuhan untuk Abram yaitu

1. Janji Keturunan. Keturuanan Abram akan menjadi bangsa yang besar, yang terkenal dan termasyur. Keturunan Abram akan seperti bintang di langit dan pasir di laut. Keterkenalan keturunan Abram itu karena iman mereka kepada Allah. Mereka memiliki iman yang teguh. Mereka harus memberi tempat bagi Tuhan dalam hidup setiap hari. Keturunannya harus menjadi contoh yang baik dalam mengandalkan Tuhan. Gagal untuk melakukan hal ini, maka keturunan Abraham akan mendapat hukuman dan kutukan. Cikal bakal Israel lahir dari keturunan Abram. Itulah kenyataan yang dialami oleh orang Israel di kemudian hari, di saat mereka tidak setia kepada Tuhan. Mereka dibuang di negeri yang penuh dengan penderitaan dan kesusahn di Babel.

2. Janji Berkat. Janji berkat adalah suatu jaminan untuk memperoleh kedamaian, sukacita dan kebahagiaan dalam hidup. Berkat Allah untuk keturunan Abram yaitu mereka akan dilindungi dari segala musuh dan bahaya. Segala sesuatu akan terjamin untuk mereka, baik kebutuhan rohani maupun jasmani. Janji berkat ini, diberikan Tuhan kepada Abram dan keturunannya karena iman dan menghidupi iman yang mereka miliki. Berkat menjadi terhalang untuk keturunan Abram kalau mereka tidak setia pada iman dan tidak menghidupinya. Itulah yang kemudian, dialami oleh bangsa Israel dalam sejarah mereka selanjutnya. Mereka mengalami pelbagai cobaan, hukuman dan tantangan karena mereka tidak setia. Kita harus selalu ingat bahwa orang yang setia itu selalu ditantang. Karena kesetiaan itu hanya diuji di dalam tantangan dan cobaan. Orang yang sungguh baik juga selalu ditantang, karena kebaikan yang tulus dan iklas itu dimurnikan dalam tantangan.

3. Janji Tempat Tinggal; suatu negeri yang ditunjukan Tuhan. Salah satu kebutuhan utama manusia adalah tanah, negeri atau tempat tinggal. Tempat tinggal diberikan kepada mereka yang sungguh dianggap sebagai orangNya, milik Tuhan. Janji tentang tempat tinggal, termasuk di dalamnya tentang pemberian rasa aman. Orang merasa aman kalau ia memiliki tempat tinggal sendiri, memiliki jaminan keamanan dan jaminan untuk berkembang dalam hidup; baik itu keturunan, damai, sukacita dan pemenuhan kebutuhan hidup utama. Janji tempat tinggal untuk Abram termasuk di dalamnya janji untuk pemenuhan kebutuhan hidup baik rohani maupun jasmani. Ada perlindungan dan penyertaan Tuhan sendiri sepanjang ziarah hidup Abram dan keturunannya. Semua janji ini terpenuhi karena iman dan kesetiaan Abram serta keturunannya kepada Allah dan menghidupi kehendakNya.


Kita semua dalam perspektif iman adalah juga keturunan Abram. Itu berarti kita harus setia serta teguh dalam iman yang telah diwariskan Abram. Kita semua diberikan janji yang sama oleh Allah yaitu Janji keturunan, berkat dan tempat tinggal. Janji itu menjadi milik kita kalau sungguh beriman teguh kepada Tuhan dan menghidupi iman kita setiap hari. Iman kita mesti utuh kepada Allah. Jangan hari Minggu ke gereja, hari Senin ke dukun, hari Selasa ke doa lingkungan, hari Rabu ke tempat sesajian roh, hari Kamis ke doa marga, hari Jumat ke penyerangan marga lain, lalu hari Sabtu latihan koor bersama, dan selebihnya membuat persekongkolan busuk yang merugikan kehidupan bersama.


Yesus melibatkan para Murid dalam KaryaNya

Petrus, Yakobus dan Yohanes bersama Yesus naik ke sebuah gunung yang tinggi. Yesus berubah rupa di depan mereka (wajah :bercahaya, pakaian bersinar terang). Musa dan Elia tampak sedang berbicara dengan Yesus. Suatu pengalaman yang menakjubkan. Petrus meminta kepada Yesus untuk mendirikan tiga kemah (Yesus, Musa dan Elia), tetapi Yesus tidak merestuinya. Lalu awan turun dan dari dalam awan itu ada suara yang berseru “Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia”. Para murid Yesus melihat hal itu, mereka tersungkur dan sangat ketakutan. Yesus menyentuh mereka sambil berkata: berdirilah, jangan takut (bdk Mat 17:1-9). Sebagaimana Yesus melibatkan para MuridNya, Ia juga melibatkan kita dalam untuk mempromosikan damai, keadilan dan berbela rasa dalam kehidupan setiap hari. Semoga hidup kita setiap hari menjadi sarana yang memperkenalkan kebaikan Allah kepada sesama.

137 views0 comments

Recent Posts

See All

Edisi: XIII / 2020 / HARI MINGGU PRAPASKAH V

KEMATIAN (BENCANA) REALITAS YANG TIDAK BISA DITOLAK Wabah Corona, menggemparkan dunia. Awalnya bermula dari Wuhan, China. Lalu sekarang ia menyebar dan mewabah ke seluruh dunia. Indonesia juga termasu

bottom of page