Yesaya 42:1-4.6-7; Kisah Para Rasul 10:34-38; Matius 3:13-17
Pesta Pembaptisan Tuhan, mengingatkan kita akan awal misi Yesus. Sesudah dibaptis Yesus memulai misiNya di depan umum. PembaptisanNya serentak juga menjadi jalan untuk setiap orang yang mengikutiNya, harus menerima pembaptisan seperti yang Dia sendiri terima. Yesus kemudian mengutus muridNya pergi ke seluruh dunia untuk mewartakan Kerajaan Surga dan membaptis orang dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus (bdk Mat 28: 19).
Dalam liturgi gereja Katolik, kata Pembaptisan sering pemakaiannya diganti dengan Permandian. Misalnya pembaptisan anak atau permandian anak, makna peristiwanya tetap sama. Permandian kata dasarnya mandi. Kita tahu mandi artinya membersihkan diri atau menyegarkan kembali. Orang yang sudah mandi, pasti merasa segar, senang, legah dan makin percaya diri. Itu mandi yang biasa kita lakukan setiap hari. Lalu pembaptisan sebagai Sakramen gerejani (sarana yang menyelamatkan) ada artinya tersendiri. Pembaptisan adalah tanda kelahiran baru, hidup baru dalam Kristus. Dengan menerima pembaptisan, manusia lama kita diubah menjadi manusia baru dalam Kristus. Dalam sejarah iman, kita mengenal ada dua jenis pembaptisan yaitu “pembaptisan Yohanes dan pembaptisan Yesus”.
Pembaptisan Yohanes (Pembaptisan oleh Yohanes) yaitu pembaptisan dengan air sebagai tanda pertobatan, meninggalkan manusia lama dengan seluruh kekurangannya (dosa). Pembaptisan Yohanes itu masih dipraktekan sampai saat-saat awal misi Yesus di depan umum. Tetapi sesudah itu orang menerima pembaptisan Yesus (Pembaptisan dalam nama Allah Tritunggal, Pembaptisan dengan air dan Roh).
Pembaptisan Yesus (Pembaptisan oleh Yesus) yaitu tanda penghapusan dosa dan hidup baru. Yesus membaptis orang dapat ditemukan dalam teks Luk 3:16, Yoh 1:33, 3:23, 26; 4:1. Pembaptisan oleh Yesus yang membuat kita menjadi anak-anak Allah serta menjadi ahli waris kerajaan surga. Dalam Yesus rahmat dan kemuliaan Allah dinyatakan kepada semua orang. Kita semua yang hidup sesudah Yohanes Pembaptis menerima pembaptisan Yesus. Yesus mengutus para muridNya pergilah ke seluruh dunia dan baptislah orang dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus (Mat 28:19.)
Kesaksian Nabi Yesaya “Lihat, inilah hambaKu, pilhanKu, yang berkenan di hatiKu"
Allah memilih hambaNya yang akan menjadi penyelamat dan membawa terang untuk bangsa-bangsa. Cinta Tuhan itu dinyatakan secara terbuka kepada umat pilihanNya. “Inilah hambaKu, pilihanKu, yang berkenan di hatiKu. Aku telah mencurahkan Roh ke atas dia. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya. Aku telah menjadikan engkau terang bagi bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan dari tempat gelap dari rumah penjara” (Yes 42:1-4.6-7).
Yesaya mengingatkan bahwa Tuhan tidak akan melupakan hambaNya apalagi mereka yang mengalami kesulitan dan tantangan dalam hidup. “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya”. Inilah suatu ungkapan kasih sayang Allah yang luar biasa untuk setiap orang yang berharap dan percaya kepadaNya. Ia senantiasa memberi harapan dan kekuatan untuk orang yang mencariNya dalam iman. Hidup kita kadang seperti bulu yang terkulai, tetapi tidak diputuskan Tuhan. Kadang hidup kita seperti sumbu yang pudar nyalanya tetapi tidak dipadamkan Tuhan. Ia masih memberi kita kesempatan agar pulih kembali situasi “terkulai” dan “suram” yang kita alami. Allah tidak pernah memberi tantangan atau kesulitan yang melampau kesanggupan kita untuk mengatasinya. Yang membuat tantangan dan kesulitan tidak bisa diatasi yaitu karena kita mengandalkan diri sendiri dan melupakan Tuhan. Kita perlu melibatkan Tuhan dalam seluruh peristiwa hidup ini. Kalau kita melibatkan Tuhan, pasti kita takut untuk melakukan dosa. Tetapi nyatanya, banyak orang yang tidak melibatkan Tuhan dalam hidup sehari-hari.
Kesaksian Rasul Petrus: “Allah mengurapi Yesus dengan Roh Kudus”
St. Petrus dengan keyakinan teguh menyampaikan apa yang dia hayati dan ketahui tentang Yesus. Kesaksiannya itu menjadi kekuatan dan pegangan untuk generasi selanjutnya sampai dengan saat ini dan untuk generasi yang akan datang. Inti kesaksian Petrus yaitu: “Aku yakin Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya”. Memberitakan damai sejahtera dari Yesus Kristus, Tuhan dari semua orang. Sesudah dibaptis yang diberitakan Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret, bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan keliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasi iblis, sebab Allah beserta Dia” (bdk Kis 10:34-38)
Petrus menghilangkan keraguan dan kebinggungan orang tentang siapakah Yesus, sesudah Ia bangkit dari alam maut. “Ia adalah Tuhan dari semua orang. Ia tidak membedakan orang darimana pun ia berasal. Ia diurapi oleh Roh Kudus. Ia berkeliling melakukan kebaikan”. Melalui sakramen pembaptisan kita semua dipanggil untuk menjadi saksi Kristus. Bukan cuma saksi dari apa yang Yesus ajarkan, tetapi kita meniru dan melakukan apa yang Yesus sendiri pernah lakukan. Kita menjadi “Yesus-Yesus kecil”, melalui cara hidup kita setiap hari.
Pasti banyak orang akan katakan, ah… mana mungkin meniru dan melakukan sama seperti yang Yesus lakukan? Orang mengatakan hal seperti itu ada alasannya karena mereka tidak mengimani secara sungguh ajaran Yesus dan yakin dengan apa yang mereka lakukan. Mereka ragu bahwa Yesus akan menggunakan mereka untuk menyalurkan rahmatNya. Padahal, setiap orang yang sudah dibaptis adalah penyalur berkat dan kasih Tuhan.
Saya sungguh yakin, semua kita adalah penyalur rahmat Tuhan. Yesus pernah katakan “kalau kamu cukup mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu bisa memindahkan gunung” (Mat 17:20). Itu berarti jika kita sungguh takut akan Tuhan, mengikuti semua ajaran dan percaya penuh kepadaNya segala sesuatu menjadi mungkin. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Banyak hal, saya alami dalam hidup terutama sebagai seorang imam, terjadi karena Allah sungguh bermurah hati dan mau menggunakan orang yang percaya kepadaNya untuk membagi cintaNya kepada lebih banyak orang lagi. Saya adalah orang yang tidak layak untuk berkat dan karunia yang Tuhan berikan. Saya tidak pantas untuk kasih dan rahmatNya. Sungguh ajaib, Tuhan mau menggunakan saya manusia yang rapuh ini untuk membagi cinta dan kasihNya. Yang Tuhan butuhkan dari kita adalah iman yang teguh dan pertobatan hati. Iman kita disesatkan oleh dosa. Dosa itu bisa beragam-ragam bentuknya: kesombongan (spiritual-jasmani). Kesombongan menghilangkan banyak kebajikan: kelemahlembutan, sabar, rendah hati, memaafkan, dan banyak hal baik lainnya. Allah selalu membuat sesuatu itu mungkin, kalau kita percaya secara penuh. Allah selalu mengabulkan doa kita, kalau kita mengikuti kehendakNya (bdk 1Yoh 3:22, 5:14).
Kesaksian Matius: “ketika dibaptis Yesus melihat Roh Allah turun atasNya”
“Yesus datang dari Galilea ke sungai Yordan meminta Yohanes supaya membaptisNya. Tetapi Yohanes mencegah Yesus supaya yang sebaliknya mesti terjadi, yakni Yesus membaptis Yohanes. Yesus menjawab Yohanes dengan mengingatkan ‘biarlah hal itu terjadi karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah’. Sesudah Yesus dibaptis, langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah serperti burung merpati turun ke atasNya, lalu terdengarlah suara dari surga yang mengatakan, inilah Putera kesayanganKu. Ia berkenan di hatiKu” (bdk Mat 3: 13-17).
Kedatangan Yesus ke dunia menggenapi apa yang sudah diramalkan oleh nabi Yesaya. Sejak kelahiranNya ada banyak hal besar yang terjadi: di sembah oleh tiga raja dari Timur, sejak kecil sudah diincar orang untuk dibunuh, Ia mengikuti orang tuanya untuk melaksanakan adat istiadat Yahudi (terutama yang baik). Ia mengawali karyanya di depan umum pertama dengan menerima baptisan dari Yohanes. Ia dibaptis Yohanes bukan untuk penghapusan dosa seperti orang-orang lainnya. Tetapi Ia dibaptis untuk memenuhi naskah Kitab Suci yang sudah diramalkan sebelumnya. Ia dibaptis dalam Roh, karena Roh Allah sendiri turun atasNya sesudah Ia dibaptis.
Kita yang dibaptis sesudah Kristus, adalah pembaptisan untuk penghapusan dosa asal dan dosa pribadi, serta untuk menerima martabat sebagai putera-puteri Allah.
コメント