top of page

NAMAMU TERDAFTAR DI SURGA

MINGGU BIASA KE 14 TAHUN C

Yesaya 66:10-14c; Galatia 6:14-18; Lukas 10:1-12.17-20

Rm. Gregory Harapan, SVD


Segala sesuatu ada waktunya. Dalam hidup ini, suka-duka, sukses-gagal, ketawa-menangis, terjadi silih berganti. Hidup kita kadang seperti “roller coaster”: ada naik – turunnya. Atau seperti roda mobil, ia berputar kadang melewati jalan yang rata, kadang melewati jalan yang berlubang, jalan yang penuh debu, lumpur, bebatuan atau juga yang beraspal mulus. Segala sesuatu yang kita alami dalam hidup, turut membentuk jati diri dan karakter kita. Lamanya hidup: banyak yang dialami, jauhnya berjalan: banyak yang dilihat”.

Kalau kita orang yang memiliki kecenderungan “open minded” dan berpikir posetif maka segala sesuatu yang terjadi dalam hidup akan dipakai sebagai bahan pembelajaran dan mengambil hikmahnya untuk bekal perjalan selanjutnya. Tetapi kalau kita adalah orang yang “narrow minded” dan selalu melihat segala sesuatu dari sisi negatifnya, pasti segala sesuatu yang dialami itu selalu dilihat sebagai kutukan dan hukuman. Karena itu kita menolak dan mengutuknya, bahkan tidak bisa berdamai dengan situasi yang pernah dialami itu. Orang yang memiliki kecendrungan “narrow minded”, dia akan selalu menjadi orang yang ketinggalan beberapa langkah di belakang orang yang “open minded”.

Kualitas hidup setiap orang ditentukan oleh kualitas hatinya, oleh damai dan sukacita yang dimilikinya. Orang yang dipenuhi dengan kedamaian senantiasa tahu apa yang akan dilakukannya, terutama yang tidak mendatangkan malapetaka dalam hidup. Ia tahu menempatkan diri jika berhadapan dengan sesuatu. Ia selalu berpikir selangkah di depan, untuk mengantisipasi sesuatu yang mungkin terjadi.

Nabi Yesaya adalah seorang nabi yang penuh dengan antusiasme hidup yang tinggi. Ia senantiasa dipenuhi dengan pengharapan. Ia melihat segala sesuatu yang terjadi dalam hidup orang Israel mempunyai maksud khusus, demi kebaikan mereka dan keturunannya. Bahasa yang dipakai nabi Yesaya selalu memberikan semangat, memotivasi serta menggerakkan orang Israel untuk membaharui diri dan kembali ke jalan Tuhan. “Sumbu yang pudar nyalanya tidak dipadamkan, dan bantang yang terkulai tidak dipatahkan”. Yesaya selalu melihat peluang untuk menjadi lebih baik, pada setiap peristiwa yang terjadi, termasuk yang sulit sekali pun.

Kasih Tuhan kepada orang Israel mengalir seperti sungai, kekayaan bangsa-bangsa akan meluap seperti “sungai yang membanjir”. Kepada mereka akan diberikan rasa aman dan perlindungan.

Tuhan akan menghibur setiap orang yang mengalami kesedihan dan menumbuhkan sukacita dalam hati setiap orang yang percaya seperti rerumputan yang tumbuh subur di musim hujan. Tangan Tuhan akan senantiasa melindungi hamba-hambaNya.

Pengalaman hidup orang Israel; ada suka-duka, sukses-gagal, damai-perpecahannya. Dalam situasi seperti itu, Tuhan selalu memperhatikan mereka dan menghibur mereka seperti seorang ibu yang menghibur dan meneguhkan anaknya. Tuhan serasa begitu dekat. Yah, memang Ia dekat dengan orang yang merindukan dan percaya kepadaNya. Tuhan membuat hidup orang Israel terberkati: ”Aku akan mengalirkan keselamatan kepadanya seperti sungai” (bdk Yesaya 66:10-14c). Ada hidup baru. Ada harapan baru.

Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa “Pada tubuhmu ada tanda-tanda milik Yesus” (Gal 6 :14-18). Paulus bermegah dalam salib Tuhan. Ia bersyukur karena boleh menderita karena melakukan kehendak Tuhan. Dengan itu, ia menjadi ciptaan baru yang telah diselamatkan (karena salib). Pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Paulus telah dijamah oleh kebaikan Tuhan maka ia bertobat, berubah menjadi saksi Kristus yang heroik.

Tanda-tanda Kristus yang telah kita terima berupa: air baptis, Tubuh dan Darah Kristus, minyak krisma, pertukaran janji Nikah, minyak katekumen atau juga urapan suci. Itulah yang dimaksudkan oleh Paulus bahwa pada tubuh kita ada tanda milik Kristus. Kita telah memeteraikan diri dengan sakramenNya.

Melalui tanda-tanda Kristus yang kita terima, kita diutus untuk menjadi saksiNya di mana saja kita berada. Kita harus menjadi pengikut Kristus bukan saja saat kita ada di gereja, tetapi di mana saja kita berada. Kita menjadi pengikutiNya 24 jam sehari. Mengikuti Yesus tanpa “break”.

Seperti Yesus mengutus murid-muridNya berdua-dua, masuk keluar kota dan desa untuk mewartakan Kabar Sukacita, demikian juga Ia mengutus kita dalam konteks kehidupan kita setiap hari. Ia mengajak kita agar menjadi pekerjaNya. “Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit”. Ia berpesan kepada para muridNya “jangan membawa pundi-pundi, bekal atau kasut”. Jangan mengandalkan materi. Andalkan Tuhan, rahmat, berkat dan kehendakNya. Yang selalu perlu kita bawa dalam hidup adalah damai. Nasihat Yesus kepada muridNya, pada saat kamu memasuki suatu rumah berilah salam kepada tuan rumah. Para murid juga dibekali untuk menyembuhkan orang sakit, serta saling mendoakan, menasehatkan dan meneguhkan (bdk Luk 10:1-12.17-20).


Hasil perutusan para murid: mereka kembali menceritakan kepada Yesus bahwa setan-setan takluk, banyak orang yang mendengarkan pewartaan mereka, mereka bertobat dan berubah. Sungguh berita yang menggembirakan. Yesus memberi kuasa lebih kepada para Rasul untuk menginjak-injak ular dan kalah jengking, kuasa untuk menahan kekuatan musuh. Kalau kita bersama Yesus, siapakah yang akan melawan kita? Semua yang lain akan takluk dibawa kuasaNya. Karena itu, bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga. Bagaimana caranya supaya nama kita terdaftar di surga? Caranya sederhana yaitu menghidupi iman kita dalam kata dan perbuatan. Ulangilah itu setiap hari. Katakan apa yang kamu lakukan dan lakukanlah apa yang kamu katakan. Namamu terdaftar di surga.

Kita semua dipilih Allah untuk menjadi utusanNya, mewartakan kebaikanNya mulai dari keluarga kita masing-masing, tempat kerja, atau di mana saja kita berada. Kita mewartakan Kristus dengan tindakan konkrit dan kata-kata kita. Satu perbuatan baik, mengalahkan 1000 kata-kata. Berjuanglah untuk selalu berbuat baik.


15 views0 comments

Recent Posts

See All

Edisi: XIII / 2020 / HARI MINGGU PRAPASKAH V

KEMATIAN (BENCANA) REALITAS YANG TIDAK BISA DITOLAK Wabah Corona, menggemparkan dunia. Awalnya bermula dari Wuhan, China. Lalu sekarang ia menyebar dan mewabah ke seluruh dunia. Indonesia juga termasu

bottom of page