(Yes 49:3.5-6; 1Kor 1:1-3, Yoh 1: 29-34)
Minggu Biasa 2
Tahun A/II 2020
Tanggal 18 Januari 2020 pembukaan pekan doa sedunia untuk persatuan umat kristiani. Kita mendoakan persatuan umat kristiani, seperti doa Kristus sendiri, Ya Bapa, buatlah mereka bersatu (Yoh 17:11, 20-21). Persatuan (kebersamaan) awal sebuah kemajuan. Karena dalam persatuan orang bisa merencanakan bersama apa yang baik untuk hidup ini. Juga kita berdoa untuk perdamaian dunia, karena banyak negara, suku dan daerah yang bertikai, konflik dan berseteru. Semoga semua orang bersatu untuk menciptakan kedamaian dalam hidup konkrit setiap hari (mulai dari keluarga).
Kerendahan hati adalah keutamaan yang mestinya dimiliki setiap orang. Ia merupakan jalan untuk pengenalan diri serta untuk melihat secara jujur segala sesuatu yang dihadapi dalam kehidupan. Kerendahan hati menjadi semangat yang memicu untuk terus belajar, untuk mengenal, menerima dan melakukan sesuatu dengan gembira dan bertanggungjawab. Ia diperoleh melalui sebuah proses pembelajaran dan juga melalui “keterberian”. Itu berarti, pertama; kerendahan hati bisa dipelajari, dilatih dan dibiasakan. Yang dibutuhkan dari seseorang yaitu kemaun untuk belajar. Kedua; kerendahan hati adalah sebuah “keterberian”, ia dianugerahkan sebagai rahmat untuk seseorang. Karena itu ia perlu disyukuri dan dikembangkan dalam hidup setiap hari. Kerendahan hati membawa orang kepada kebebasan sejati. Maksudnya ia membawa sukacita untuk orang yang memiliki dan menghidupinya.
Yohanes Pembaptis adalah seorang figur penting dalam cerita Kitab Suci. Ia adalah nabi yang hidup di zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama ia mengajak orang untuk bertobat dan memberi diri untuk dibaptis. Dalam Perjanjian Baru, ia membaptis Yesus dan memperkenalkan Yesus sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Ajakan pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis didengar dan dilaksanakan orang karena mereka melihat langsung teladan hidup Yohanes. Teladan hidup jauh lebih kuat pengaruhnya ketimbang kata-kata bijak. Benar di saat Konfusius katakan bahwa “satu perbuatan yang baik mengalahkan 1000 kata-kata yang baik”. Teladan yang baik mempunyai pengaruh yang besar untuk kehidupan orang. Karena itu, hindari “NATO : No Action, talk only”. Orang bisa menghindari NATO kalau memiliki kerendahan hati. Yohanes Pembaptis memiliki kerendahan hati sebagai anugerah spiritual. Ia bukan hanya untuk dibanggakan tetapi untuk dihidupi. Kerendahan hati adalah modal pelayanan yang tak tergantikan.
Hal yang sama juga dimiliki oleh nabi Yesaya dalam karya pelayanannya membimbing orang Israel untuk kembali menjadi bangsa yang mengandalkan Tuhan dalam hidup setiap hari. Panggilan Allah untuk orang Israel yaitu “menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari Allah sampai ke ujung bumi” (bdk Yes 49:3.5-6). Sesudah pembuangan di Babel, nasib orang Israel menjadi serba tidak menentu. Banyak hal butuh diperhatikan terutama mengenai motivasi mental untuk menjadi putra-puteri Allah dan motivasi moral yaitu untuk melakukan yang baik dan menghindari yang jahat. Yesaya kembali memotivasi orang Israel agar menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Allah memilih mereka untuk menjadi saksiNya. Bangsa yang mengenal dan dipilih Tuhan mestinya adalah bangsa yang penduduknya rendah hati. Kerendahan hati adalah modal pelayanan dan untuk menjadi saksi kebenaran (Allah), kapan dan di mana pun kita berada.
Pertobatan Paulus menjadi titik balik pelayanannya kepada misi Yesus. Paulus bertobat karena kasih karunia Allah.
Pertobatannya adalah buah kerahiman Allah untuknya. Sesudah Paulus mengalami belaskasih dan kemurahan Allah, ia menjadi berubah ke seorang yang rendah hati. Kerendahan hati Paulus diekspresikannya dalam surat-suratnya tetapi lebih dari itu dalam pewartaan dan pelayanannya setiap hari. Paulus sungguh menyadari bahwa “Kita dipanggil untuk menjadi kudus dan damai sejahtera Allah menyertai kita (bdk 1Kor 1:1-3).
Kehadiran Yohanes Pembaptis di depan umum
Adalah untuk mempersiapkan kedatangan Yesus Sang Juru Selamat. Seluruh pewartaan dan kesaksiannya adalah mengarah kepada persiapan untuk kedatangan Yesus. Ia memulainya dengan doa dan tapa, ia hanya makan belalang dan minumannya madu hutan. Ia menarik diri dari hiruk pikuk dunia ke hidup yang hanya dikhususkan bagi Tuhan dan misiNya.
Yohanes membaptis Yesus bukan sebagai simbol pertobatan, tetapi lebih untuk memenuhi nas Kitab Suci, moment Allah menyatakan kemuliaanNya. PembaptisanNya adalah tanda yang mengawali karyaNya di depan umum, awal pemakluman Putera Allah sebagai Almasih. Yohanes Pembaptis menjadi saksi yang memperkenalkan Yesus sebagai “Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia”, hamba Penderita (Yes 53:7). Roh turun dan tinggal atas Yesus. Itu adalah tanda Yesus sebagai pilihan Allah (bdk Yoh 1:29-34).
Secara tegas Yohanes memberi kesaksian bahwa kedatangan Yesus untuk menghapus dosa dunia, “lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia”. Yohanes Pembaptis dengan penuh keberanian menyatakan itu. Ia sebagai pelayan rendah hati yang mempersiapkan kedatangan Juru Selamat dan dengan senang hati mengalami serta menyaksikan peristiwa Allah menyatakan kemuliaanNya saat Yesus dibaptis di sungai Yordan.
Kerendahan hati membuka jalan kepada pelayanan dan memberi tempat bagi Mesias untuk melanjutkan misi keselamatan Allah dalam diri kita. Setiap orang harus berjuang untuk memiliki kerendahan hati. Lawan dari kerendahan hati adalah kesombongan. Itulah yang membuat manusia kehilangan kedamaian dan sukacita dalam hidup. Ia juga yang membuat manusia pertama (Adam-Hawa) diusir dari Firdaus, membuat banyak suami-istri berpisah, rumah tangga hancur, usaha berantakan dan hidup tak menentu. Kesombongan membimbing orang kepada kebinasaan sedangkan kerendahan hati kepada kedamaian dan sukacita. Mari kita menjadi pelaku kerendahan hati, sekarang dan selamanya.
Comentários