top of page

HIDUP BERSAUDARA DENGAN SEMUA ORANG

HR Natal 2019

Yesaya 52:7-10; Ibrani 1:1-6; Yohanes 1:1-18


KESAKSIAN YESAYA.

“Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan yang mengabarkan berita damai dan memberitakan Kabar Baik, yang mengabarkan berita selamat ‘Allahmu meraja’ ” (bdk Yes 52:7-10).


Kita semua bergembira karena Yesus sudah datang. Ia sudah lahir 2000-an tahun lalu di Betlehem dan kini - di sini, Ia lahir kembali di hatimu dan hatiku. Hati kita semua adalah kandang abadi buat tempat tinggal Yesus. Karena itu mari kita merawat hati, menjaga pikiran agar selalu dipenuhi dengan sukacita dan damai. Ada banyak “perampok hati dan pikiran yang damai” seperti perselisihan, ingkar janji, komunikasi yang putus, hobi yang menyimpang, kesenangan yang merugikan diri sendiri dan sesama, egoisme dan masih banyak lagi deretan perampok kedamaian hati dan pikiran yang bisa kita tambahkan sendiri sesuai dengan konteks yang kita alami. Semoga kita sanggup melawan dan menerjang perampok kedamaian hati dan pikiran yang kita alami dengan kehadiran Sang Emanuel, Allah yang beserta kita. Dialah damai abadi, asal dan tujuan hidup kita.


SERUAN SURAT KEPADA ORANG IBRANI

“Allah berbicara kepada kita dengan pengantaraan AnakNya. Jaman dulu berkali-kali Allah berbicara kepada nenek moyang kita melalui para nabi. Sesudahnya Allah berbicara kepada kita melalui AnakNya” (bdk Ibr 1:1-6).


Setiap kita adalah gambaran Allah. Itu berarti kita juga menjadi perpanjangan kasih Allah kepada sesama. Kita berpartisipasi dalam karya Allah membawa dan membagi kasihNya dengan sesama. Kita harus menjadi sahabat bagi semua orang. Menjadi sahabat adalah sebuah panggilan aktif agar kita meniru semangat Yesus yang menjadi sahabat untuk semua orang: yang lemah, yang sakit, yang miskin, yang tertindas dan terpinggirkan. Yesus dalam karyaNya menjadi pembawa dan penyebab sukacita abadi: yang sakit disembuhkan, yang lumpuh berjalan, yang buta melihat, yang tuli mendengar dan yang terpenjarakan dibebaskan. Kita semua diajak untuk menjadi pelaku dan pembawa damai mulai dari keluarga kita masing-masing, di tempat kerja dan di mana saja kita berada.


Kita menjadi sahabat yang baik bisa dengan cara: menjadi pendengar yang baik untuk sesama yang mengalami kesulitan, menjadi motivator yang baik untuk orang yang kehilangan harapan agar kembali optimis, menjadi penolong yang baik untuk orang membutuhkan bantuan. Pertolongan kita bukan pertama-tama yang bersifat materi tetapi seperti hal-hal di atas tadi. Kita membagi berkat yang telah kita terima dengan orang lain, agar berkat itu semakin bertambah. Kalau kita membagi materi, semakin dibagi dia akan semakin habis.

Kita menjadi sahabat bagi semua berarti kita bersahabat lintas suku, bahasa, umur, gender, pekerjaan, tempat tinggal dan bahkan agama. Juga kita diajak untuk terbuka dan bisa bekerjasama dengan siapa saja seperti lintas seksi, kelompok kategorial, lingkungan dan wilayah; juga bekerjasama dengan lintas profesi dan pekerjaan. Kita menjadi sahabat untuk semua yang menampakan wajah Allah yang Maharahim, menghidupkan cinta Allah yang menyelamatkan dan terbuka untuk semua orang. Natal Tuhan adalah natalmu dan natalku juga untuk menjadi sahabat bagi semua orang.


KESAKSIAN RASUL YOHANES

Firman telah menjadi manusia. “Pada awal mula adalah Firman. Firman itu adalah Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia. Dalam Dia ada hidup, hidup itu adalah Terang bagi manusia. Terang itu bercahaya dalam kegelapan, dan kegelapan tidak menguasainya. Yohanes datang lebih dahulu untuk memberi kesaksian tentang terang itu. Terang itu telah ada dalam dunia. Dunia tidak mengenalNya. Semua orang yang menerima Dia diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Firman itu telah menjadi Allah dan diam di antara kita. Yohanes memberi kesaksian; ‘sesudah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku’. Dari kepenuhanNya kita menerima kasih karunia. Kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus” (bdk Yoh 1: 1-18).


Kelahiran Yesus mengubah perwajahan dunia, teristimewa orang yang beriman untuk hidup bersaudara dengan semua orang.

  1. Orang memiliki pilihan yang tegas untuk mengikuti Allah atau tidak. Mengikuti Allah berarti merangkul hal-hal baik (damai, sukacita, kebenaran dan keadilan) dan menolak yang jahat.

  2. Orang harus membuat reorientasi dalam hidup. Ke mana arah hidup yang saya mau jalani. Arah hidup yang kita tujuh berhubungan dengan komitmen dan tanggungjawab dalam hidup. Komitmen dan tanggungjawab itu dibangun di atas kesadaran bebas setiap pribadi.

  3. Konsep dan pemahaman orang tentang hidup dipertajam dan diperjelas. Saya melakukan sesuatu untuk hidup bukan hidup untuk melakukan sesuatu. Intensi / maksud kita melakukan sesuatu itu jelas. Kita ke gereja pada hari minggu / hari raya itu bukan karena rutinitas tetapi karena kita mau mengalami jamahan kasih Allah (damai, sukacita dll).

Iman yang kita miliki, ia serntak bersifat umum dan pribadi. Iman menjadi umum karena harus dirayakan secara bersama-sama, dihidupi dalam kebersamaan. Kita memuji dan memuliakan Allah bersama dengan yang lain. Dengan itu kita menguatkan dan meneguhkan iman yang kita miliki. Dalam kebersamaan kita dikuatkan. Di samping itu, iman yang kita miliki bersifat pribadi. Ia harus kita rawat dan jaga. Kita harus menghidupinya dalam kehidupan setiap hari. Iman harus dipertanggungjawabkan dengan cara hidup.

Natal mengajak kita untuk bersaudara dengan semua orang.


SELAMAT PESTA NATAL, SEMOGA YESUS LAHIR KEMBALI DI HATI KITA.

Para Pastor, DP Pleno mengucapkan :









"Selamat merayakan Pesta Natal 2019"
54 views0 comments

Recent Posts

See All

Edisi: XIII / 2020 / HARI MINGGU PRAPASKAH V

KEMATIAN (BENCANA) REALITAS YANG TIDAK BISA DITOLAK Wabah Corona, menggemparkan dunia. Awalnya bermula dari Wuhan, China. Lalu sekarang ia menyebar dan mewabah ke seluruh dunia. Indonesia juga termasu

bottom of page