top of page

BELAS KASIH YANG MEMBERDAYAKAN

Dahulu di Keuskupan Agung Jakarta(KAJ), kita kenal ada Seksi Sosial Paroki (SSP) yaitu salah satu seksi pemerhati orang-orang yang menderita dan butuh bantuan. SSP bergerak memberikan bantuan, baik itu berupa kebutuhan pokok seperti: beras, gula,tepung terigu, minyak goreng bahkan uang tunai. Kegiatan SSP ini lebih bersifat Karitatif artinya hanya memberikan perhatian dan kasih kepada sesama yang membutuhkan.


Namun, di tahun 2000 SSP berganti nama menjadi Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (SPSE) hal ini dilakukan karena selama ini SSP hanya melakukan kegiatan yang sifatnya tidak membuat orang yang dibantu menjadi mandiri. Sesuai dengan sebutannya Pengembangan Sosial Ekonomi, KAJ mempunyai program kerja dengan melihat kemampuan atau minat orang yang dibantu, kemudian dilakukan pelatihan singkat, membekali keterampilan yang nantinya dapat mereka pergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri.


Secara struktural SPSE berada di bawah Dewan Paroki, SPSE bertanggung jawab kepada Dewan Paroki. SPSE berada di bidang pelayanan bersama dengan Seksi Pendidikan dan Kesehatan. Tugas SPSE melaksanakan tata pelayanan pastoral evangelisasi melalui karya-karya pengembangan sosial ekonomi untuk mendorong dan memfasilitasi kewajiban umat beriman dalam memajukan keadilan sosial terutama bagi orang-orang miskin, lemah, terpinggirkan dan penyandang disabilitas (Pedoman Dasar Dewan Paroki KAJ, 2019 hal.56).



Untuk memiliki data umat yang perlu dibantu, lingkungan lah yang harus memulai mendata umat yang pra sejahtera maka diharapkan setiap lingkungan memiliki seksi sosial lingkungan yang tugasnya sama seperti SPSE hanya saja ruang lingkupnya lebih kecil. Data umat pra sejahtera atau disingkat DUPRAS di isi pada formulir yang disediakan KAJ ada 2 formulir yang harus di isi saat pendataan, dengan memberikan kriteria atau kesimpulan pada pendataan tersebut yaitu: Sejahtera, Terduga Pra Sejahtera dan Pra Sejahtera Sempurna. Umat yang dianggap pra sejahtera sempurna memiliki kriteria dasar sebagai berikut:

1. Tinggal di wilayah kumuh, lingkungan tidak sehat, luas tempat tinggal <8 m2

2. Pekerjaan tidak tetap

3. Bangunan rumah tidak permanen

4. Tempat tinggal bukan milik sendiri

5. Penghasilan setara atau kurang dari UMP

Prinsip dasar pendataan ini, petugas yang mendata dan umat yang bersangkutan harus memahami dulu konsep pra sejahtera dengan mengacu pada kriteria dasar pra sejahtera. Di awali dengan pengamatan dan identifikasi per keluarga walaupun bantuan bisa diberikan per individu. Bantuan SPSE berupa pelatihan dan pemberdayaan melalui Sentra Bimbingan Usaha Kecil atau disingkat SABUK, tantangan terberat SPSE program SABUK dibuat agar ada sistem, pertama yang harus dilakukan adalah mencari orang-orang yang bisa menjadi mentor atau pembina, yaitu orang-orang yang telah sukses merintis usahanya. Para mentor ini bertugas melakukan pembinaan dan memberikan pelatihan serta keterampilan sesuai dengan minat umat yang dibantu sampai mereka bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.


Di awali dengan pendataan dan observasi umat di lingkungan, diharapkan program ini mampu membuka peluang kerja bagi mereka yang kecil, lemah terpinggirkan dan disabilitas sehingga mereka dapat hidup mandiri. Penjelasan tentang SPSE ini diberikan oleh Bapak Supomo dari komisi PSE KAJ. Dalam kesempatan ini, Pak Supomo mengajak pengurus lingkungan untuk lebih peka sesuai dengan tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) tahun ini yaitu: “ Amalkan Pancasila: Kita Adil, Bangsa Sejahtera”. Semoga tugas pelayanan SPSE ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses, untuk itu dibutuhkan kerjasama umat dan para ketua lingkungan dan juga diharapkan agar lingkungan memiliki seksi sosial lingkungan yang akan membantu tugas pendataan dan penyaluran bantuan yang tepat sasaran.


Romo Cahyo, SVD dalam kesempatan ini menambahkan dasar SPSE ini adalah perintah utama yang Yesus berikan kepada kita, dalam injil Lukas 10:27 “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatan dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Siapakah sesama ku? Yesus sendiri memberikan contoh konkrit dalam setiap hal yang Ia lakukan semasa hidupNya, peduli terhadap sesama dengan ketulusan hati membantu mereka yang sakit dan menderita.


Apa yang Tuhan inginkan agar aku perbuat? Dalam Injil Markus 3:4 Kemudian Kata Nya kepada mereka:” Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat,menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” tetapi mereka diam saja.

Markus 3:5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekelilingNya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: “ulurkanlah tanganmu!” dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.


Yesus tidak hanya menyembuhkan orang itu, tetapi Yesus mengubah orang itu agar ia menjadi berdaya artinya, ia dapat bekerja kembali karena sembuhlah tangannya. Menjadi berdaya guna bagi diri nya sendiri dan orang lain. Yesus pun menginginkan kita semua meneladani cara hidup Nya selalu mengutamakan kepedulian dan belas kasih. Melalui program SPSE ini kita semua diajak untuk mau lebih peduli dengan cara melihat umat di lingkungan yang perlu dibantu melihat dan mencari tahu keterampilan apa yang dimiliki atau masalah apa yang mereka hadapi.


Memang tidak mudah melakukan hal ini, karena seringkali realita sosial yang terjadi disebabkan oleh kesalahan struktural, kadang orangtua mematahkan semangat anak-anak mereka dengan lebih menitik beratkan biaya sekolah itu mahal dan mereka tidak mampu menyekolahkan maka mereka menjadi putus sekolah dan ini bisa menjadi awal penderitaan jika dibiarkan tanpa pengawasan orangtua.


Jika dahulu SSP hanya memberikan bantuan karitatif kini KAJ mulai merubah bentuk bantuan yaitu dengan menambahkan pemberdayaan ekonomi umat. Dengan membantu sesama yang membutuhkan melalui kegiatan pelatihan atau penyuluhan tidak sekedar bantuan dana, membuka peluang mereka agar mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri. Belas kasih yang memberdayakan itulah yang menjadi tujuan utama SPSE.

Komsos Salfo

173 views0 comments

Recent Posts

See All

Edisi: XIII / 2020 / HARI MINGGU PRAPASKAH V

KEMATIAN (BENCANA) REALITAS YANG TIDAK BISA DITOLAK Wabah Corona, menggemparkan dunia. Awalnya bermula dari Wuhan, China. Lalu sekarang ia menyebar dan mewabah ke seluruh dunia. Indonesia juga termasu

ATURAN LITURGI SELAMA MASA DARURAT COVID-19

Berdasarkan Surat Keputusan Keuskupan Agung Jakarta(KAJ) No.170/3.5.1.2/2020 23 Maret 2020, diputuskan untuk memperpanjang masa darurat COVID-19 hingga 30 April 2020, peniadaan sementara kegiatan gere

bottom of page