top of page

ALA BISA KARENA BIASA

Minggu Biasa 15 C 2019

Rm. Gregory Harapan, SVD


Kesuksesan yang besar diawali dengan melakukan hal-hal kecil. Ala bisa karena biasa. Betul, kita perlu proses pembiasaan dalam melakukan sesuatu. Seorang bisa berlari maraton 10 KM, karena ia mulai dengan menggerakkan langkah pertamanya untuk berlari. Tanpa langkah pertama itu, pasti orang itu akan tetap berdiri di tempat. Tidak semua kita sanggup untuk melakukan hal-hal besar dalam hidup, tetapi semua kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar (St. Teresia dari Calcuta). Not all people can do great things in our life, but we can do small things with a great love.

Kita meniru cinta Kristus yang begitu besar untuk kita. Cinta yang sama hendaknya kita bagikan kepada sesama lewat kata dan perbuatan nyata. Cinta itu butuh pengorbanan. Demikian juga damai membutuhkan kerendahan hati dan komitmen untuk mewujudkannya. Cinta dan damai tidak terjadi dalam ruang hampa. Ia terjadi dalam kebersamaan dengan orang lain. Karena itu, pertanyaan orang Farisi: siapakah sesamaku? (bdk Luk 10:25-37). Adalah pertanyaan yang selalu aktual setiap saat. Setiap orang harus menjawabnya sesuai dengan pengalaman praktis setiap hari. Kita mempunyai banyak teman. Ada teman sekolah, teman kerja, teman karena kesamaan hobby, teman seiman, dll. Umumnya kita mempunyai banyak teman: kalau kita lagi sukses, kalau segala sesuatunya terjadi seperti yang direncanakan.

Teman sejati, tidak banyak. Teman sejati adalah dia yang senantiasa ada bersama kita, walaupun tidak kelihatan, tetapi ia tetap mendukung kita dengan caranya sendiri. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Tetapi ia tidak mau menunjukkan dirinya. Ia senang kalau kita bisa berlangkah maju dengan seluruh potensi dan talenta yang kita miliki. Dia mendukung kita dalam sunyi, dengan doa dan juga dengan cara lain.

Orang yang hadir dalam hidup kita, bisa diumpamakan seperti sebatang pohon. Pohon ada daun, ada ranting /dahan dan ada akarnya.

1. Daun pohon. Sebuah pohon yang besar, ia mulai dengan sebuah biji yang kecil. Biji itu di tanam dan tumbuh. Pertama-tama muncul adalah kecamba, menyusul daunnya. Ia berdaun satu, dua, tiga dan seterusnya. Daun pohon itu mudah sekali muncul dan bertumbuh. Tetapi daun itu juga muda jatuh. Ia jatuh kalau sudah kering, kena terik matahari; ia jatuh karena diterpa angin kencang atau karena musim. Daun mudah muncul tetapi mudah juga berjatuhan. Demikian juga teman, di kala kita mulai sukses dan mengalami kegembiraan dalam hidup, pasti ada banyak teman di sekitar kita. Tetapi mereka akan perlahan-lahan hilang dan tak bertahan ada bersama kita, kalau kita mulai mengalami kesulitan / tantangan dalam hidup. Seperti daun mereka mudah gugur, jatuh dan beterbangan.

2. Ranting - dahan pohon. Semakin lama, ranting akan muncul. Ia akan bertambah banyak seiring perjalanan waktu. Ranting memang akan tumbuh beriringan dengan semakin tinggi dan lamanya usia pohon. Akan tetapi, ranting mudah juga jatuh. Semakin tinggi pohon bertumbuh, pasti ranting-ranting kecil kering dan berjatuhan. Seiring perjalanan waktu, pohon makin tinggi dan besar maka rantingnya makin besar, daunnya makin lebat serta pohon mulai berbuah. Semakin lama buah dan daun makin berat maka ranting – dahan juga patah berjatuhan. Apalagi di saat angin kencang dan badai menerpa. Demikian juga teman. Semakin kita sukses, semakin banyak teman yang ada di sekitar kita. Di kala tantangan datang silih berganti, kesulitan datang menerpa, teman-teman ini perlahan-lahan akan pergi meninggalkan kita. Seperti ranting – dahan, semakin lama berat daun dan buah semakin tak tertahankan. Apalagi di kala datang angin kencang dan badai, pasti ranting - dahan akan patah dan berjatuhan. Mereka berguguran. Demikian juga teman-teman kita, mereka akan pergi meninggalkan kita kalau semakin berat tantangan dan kesulitan yang kita hadapi.

3. Akar pohon. Akar pohon itu tidak kelihatan. Ia selalu ada di dalam tanah. Pohon semakin besar dan tinggi, akar semakin akan semakin dalam dan tidak kelihatan. Pohon yang besar dan tinggi, berdaun rimbun dan berbuah lebat, ia tetap berdiri kokoh dan menjadi tempat bersarangnya banyak kehidupan karena ada akarnya yang kuat dan dalam. Akar itu semakin hari, semakin dalam menembusi lapisan tanah. Ia mencari sumber air dan makanan yang ada, untuk memberi kekuatan kepada batang pohon yang besar dan tinggi itu. Ada saja teman-teman kita yang kadang mereka tidak muncul dan memamerkan dirinya di depan umum bahwa mereka adalah orang yang berjasa, yang menolong dan membantu agar kita sukses dalam hidup atau menjadi orang hebat. Mereka ada dan terus mendukung dengan cara mereka, dalam sunyi.

Kita harus bisa menjawab, siapakah sesama kita yang sesungguhnya? Atau siapakah teman kita yang sesungguhnya? Atau menjawab pertanyaan: seperti apakah kita untuk teman-teman kita, seperti daun, ranting atau akar?

Dalam ceirta orang Samaria yang baik hati pada hari ini, itulah model teman yang seperti akar pohon. Orang Samaria sering dipandang sebagai orang yang tidak dianggap dalam tatanan sosial masyarakat Yahudi. Tetapi justru dari kalangan ini muncul orang yang baik, yang menjadi sesama yang baik hati bagi orang yang mengalami nasib sial dalam perjalanannya dari Yerusalem ke Yeriko. Dalam hidup setiap hari, orang Samaria itu senantiasa berpihak pada kebaikan. Ia seperti akar pohon yang selalu berjuang untuk menembusi kerasnya lapisan tanah yang ada agar pohon bisa semakin tinggi dan besar serta berdaun rimbun dan berbuah lebat. Orang yang senantiasa berpihak pada kebaikan umum, senantiasa adalah orang yang bermurah hati, orang yang sabar dan bijaksana.

Mari kita menjadi “orang Samaria yang baik hati” dalam hidup setiap hari. Hal itu bisa kita lakukan, kalau sudah terbiasa kita menghidupinya di tengah keluarga, di lingkungan dan juga wilayah tempat kita tinggal. Sesuatu yang baik itu, tidak tiba-tiba saja munculnya. Ia terjadi melalui proses pembiasaan. Tempat untuk membiasakan segala sesuatu yang baik pertama-tama adalah keluarga. Keluarga tidak tergantikan peranannya. Ia menjadi sekolah utama dan pertama dalam kehidupan manusia. Kegagalan untuk membiasakan hal baik dalam keluarga, maka generasi yang lahir dari keluarga itu, kemudiannya akan menjadi pribadi-pribadi yang sulit. Mereka akan menjadi anggota organisasi NATO (No action talk only). Orang yang hanya berbicara tetapi tidak pernah melakukan apa yang dikatakannya.


4 views0 comments

Recent Posts

See All

Edisi: XIII / 2020 / HARI MINGGU PRAPASKAH V

KEMATIAN (BENCANA) REALITAS YANG TIDAK BISA DITOLAK Wabah Corona, menggemparkan dunia. Awalnya bermula dari Wuhan, China. Lalu sekarang ia menyebar dan mewabah ke seluruh dunia. Indonesia juga termasu

bottom of page