Minggu XXXIV Tahun C 2019
Kristus Raja Alam Semesta
Hari ini gereja sejagat merayakan pesta Kristus Raja Alam Semesta. Segala sesuatu diciptakan dalam Dia. Dialah yang sulung dari segala ciptaan. Pesta gereja hari ini mengajak semua umat agar kembali ke jalan Kristus dan memberi tempat bagi Yesus untuk menjadi Raja atas kehidupan kita. Ia harus menjadi pusat dan tujuan dari segala keberadaan kita. Makna hidup kita sangat ditentukan oleh kedekatan kita dengan Sang Raja Sejati yakni Kristus. Hendaklah hidup Yesus menjadi model hidup kita, cinta Yesus menjadi model cinta kita dengan selalu belajar dari kelimpahan kasih dan kerahimanNya. Yesus datang ke dunia ini sebagai Raja Damai, Raja Cinta, Raja Pengampunan dan penuh belaskasih. Ia adalah Juru Selamat yang menghapus dosa manusia dengan korban tunggalNya di kayu salib.
“Daud diurapi menjadi Raja Israel” ( bdk 2Samuel 5:1-3)
Daud, diterima oleh semua orang, oleh suku dan tua-tua Israel. Mereka mengangkat Daud oleh karena keteladanan dan apa yang dilakukannya untuk orang Israel. Daud seperti yang kita ketahui dari cerita Kitab Suci Perjanjian Lama, dia berhasil mengalakan Goliat, seorang raksasa dari suku Filistin, yang sudah lama menindas orang Israel. Daud berhasil mengalahkan Goliat karena kebenaran serta kerendahan hati yang dimilikinya. Orang yang benar dan rendah hati selalu dicintai Tuhan. Bayangkan saja, Goliat lengkap dengan peralatan perang dan pasukannya, tetapi Daud hanya datang untuk melawan Goliat dengan “aling-aling”. Campur tangan Allah dalam peristiwa Daud dan Goliat nampak dengan kasat mata. Allah adalah kebenaran sejati. Daud memihak kebenaran dan mengusahakan itu dalam hidupnya, karena itu Allah melindungi Daud dengan kasihNya.
Dari pengalaman Daud, orang melihat bahwa Allah telah memilih seorang dari antara mereka, untuk menjadi pemimpin mereka. Ia adalah seorang yang takut akan Allah. Takut akan Allah maksudnya “dalam keseharian selalu mengutamakan dan melaksanakan apa yang Tuhan kehendaki, melaksanakan perintah-perintahNya”. Kualitas iman, keyakinan akan Allah dan penghayatannya dalam hidup sehari-hari itulah yang membuat Daud dipilih Tuhan untuk memimpin orang Israel.
Kesaksian Paulus
Paulus melukiskan secara indah peranan Kristus dalam hidup kita. Ia adalah Yang Sulung dari segala ciptaan. Dalam Dia segala sesuatu diciptakan. Ia adalah kepala jemaat. Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya. Ia yang pertama bangkit dari antara orang mati. Ia menebus dan mengampuni dosa kita (bdk Kol 1:12-20).
Yesus menjadi raja bukan karena kuasa dunia yang memilihNya, tetapi karena kehendak Allah sendiri. Ia menjadi raja bukan karena warisan keluargaNya tetapi karena dipilih Bapa sendiri. Yesus diutus Bapa ke dunia ini, untuk memperkenalkan Kerajaan Allah dan model kepemimpinan “partisipatif dan pemberdayaan”.
Kepemimpinan partisipatif Yesus, bisa terlihat dalam kehidupanNya setiap hari selama karya misiNya di depan umum. Ia mensharingkan kepemimpinanNya dan mendelegasikan karyaNya kepada para murid. Ia memberi kepercayaan dan tanggungjawab. Ia menunjukkan kepada mereka bagaimana melakukan tugas kepemimpinan sebagai sebuah pelayanan. Ia datang menemui orang, masuk keluar kota, desa dan kampung. Ia menggunakan transportasi masyarakat biasa, jalan kaki, naik perahu dan bahkan naik keledai. Ia ada bersama-sama orang yang dilayaniNya, di depan Ia menunjukkan jalan, di tengah Ia memberi teladan dan di belakang Ia mendorong, dengan penyertaan Roh KudusNya.
Yang Yesus utamakan bukan kenyamanan diriNya, tetapi kegembiraan, sukacita dan damai untuk orang yang Dia layani. Orang buta melihat, yang tuli mendengar, yang kusta menjadi tahir, yang timpang berjalan dan yang sakit disembuhkan. Yesus membangkitkan harapan mereka yang putusasa, memberi kepastian kepada mereka yang ragu, keberanian kepada yang takut dan ketekunan kepada yang malas. Yesus membuat apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Kepemimpinan pemberdayaan (empowerment). Yesus menggunakan kembali “kekuatan yang setiap orang miliki” sebagai sebuah anugerah cuma-cuma dari Allah. Ia meyakinkan para muridNya untuk menjadi saksi setelah selama tiga tahun mereka hidup bersama. Mereka belajar langsung dari apa yang Yesus ajarkan, lakukan dan katakan.
Sumber kekuatan kepemimpinan Yesus adalah Allah sendiri, BapaNya. Dalam melaksanakan pelayananNya, pertama Ia mengkomunikasikan itu dengan Bapa melalui doa. Sebelum memilih para murid, Ia berdoa. Sebelum menyembuhkan orang sakit, Ia berdoa. Sebelum membuat mukjizat, Ia berdoa. Sebelum mengutus muridNya, Ia berdoa. Ia meminta Bapa menyertai, menguatkan dan melakukanNya melalui apa yang Yesus lakukan. Bapa hadir melalui Putra dalam Roh Kudus.
Permohonan seorang penjahat yang disalibkan bersama Yesus: “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai raja”.
“Saat Yesus disalibkan pemuka rakyat mengejek, para prajurit mengolok-olok dengan kasar, bahkan penjahat yang disalibkan bersama dengan Dia juga mengejekNya. Tetapi ada seorang penjahat lain yang disalibkan dekat Yesus berkata “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja”. Yesus menjawabnya; “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga, engkau akan bersamaKu di Firdaus” ( bdk Lukas 23:35-43)
Reaksi orang ketika Yesus diadili secara tidak fair, ketika Ia memanggul salib, dan saat Dia tergantung di salib berbeda-beda. Orang kebanyakan mengolok, menghina dan mengejek Yesus, karena mereka mau melihat “mujizat Allah membebaskan Yesus” dari drama salib saat itu juga. Mereka mau mengetahui, apakah Allah datang, dan menghancurkan salib itu, lalu memukul mundur semua orang yang menolak Yesus. Mereka mau ada yang instant terjadi. Orang-orang itu, tidak lagi membutuhkan proses.
Itu bedanya, kalau orang kehilangan roh kerendahan hati. Yang dia lakukan hanya menuntut, memaksa dan di saat apa yang dibutuhkannya tidak didapatinya, ia lalu menghujat, menghina, mengolok, dan semua label yang negatif dikenakan pada orang yang tidak dia senangi.
Hanya ada segelintir orang saja yang “simpati dengan Yesus”. Mereka itu adalah para wanita Yerusalem, murid Yesus dan si Penjahat yang meminta kepada Yesus, “ingatlah aku bila Engkau datang sebagai raja”.
Orang yang rendah hati, mudah menerima sebuah proses. Segala sesuatu itu terjadi melalui proses. Yang baik maupun yang jahat, itu terjadi juga dalam proses, tidak ada yang instant atau yang terjadi secara spontan.
Mari kita buktikan, orang menjadi pencuri karena pernah dia menginginkan sesuatu dan kemudian membutuhkan sesuatu itu, tetapi dia tidak bisa memilikinya melalui cara yang normal, maka ia mencuri. Contoh, ketagihan narkotika. Untuk memperolehnya butuh uang. Kalau sudah ketagihan narkotika maka sukar untuk dibendung lagi. Cara yang ditempuh yaitu ia bisa menghalalkan segala cara agar bisa mendapat uang untuk membeli narkotika. Ia tidak punya uang, lalu ia bisa mencuri apa saja, dompet orang bisa disabetnya di pasar, sepeda motor orang bisa di rampasnya di jalanan. Dan jenis kejahatan lainnya mirip. Semua mulai dengan proses.
Itu hal yang negative. Hal yang posetif juga melalui proses. Seorang yang sukses, itu dimulai dari rumah, dari keluarga. Dalam keluarga ditanamkan semua hal yang baik, keteraturan, disiplin dan semangat kerja keras. Selanjutnya bersamaan dengan perjalanan waktu, hal-hal posetif itu menjadi bagian yang tak terpisakan dari orang yang datangnya dari keluarga seperti itu. “Buah jatuh tidak lari jauh dari pohonnya” itu pepatah kuno yang pesannya selalu benar sampai sekarang.
Ala bisa, karena biasa. Karena itu mari kita budayakan segala sesuatu yang baik mulai dari keluarga. Pendidikan nilai, keharmonisan, saling menghargai, budaya demokrasi harus mulai dari rumah. Belajar untuk melihat segala sesuatu secara proposional. Kalau namanya pemilihan ada menang dan kalah. Kalau namanya voting ada yang setuju dan tidak. Kalo namanya diskusi ada pro dan kontra. Itulah proses. Hal yang diutamakan adalah kebaikan bersama, di atas semua perbedaan dan kepentingan perorangan.
Korupsi menggurita di negeri kita, bahkan sampai ke desa-desa. Kriminal beranak cucu dari anak jalanan sampai ke aparat Negara. Janji kosong seperti musik harian, kita dengar dari pusat sampai ke pelosok negeri ini. Dan semoga hiduplah hati Yesus dalam hati semua orang dan lenyaplah kegelapan dosa.
Σχόλια