top of page

PESAN PAUS FRANSISKUS

HARI KOMUNIKASI SEDUNIA KE – 53

“Kita Adalah sesama Anggota, Berawal dari Komunitas Jejaring Sosial Menuju Komunitas Insani” (Ef. 4:25)



Pesan Paus Fransiskus tentang komunikasi sosial media pada Hari Komunikasi sedunia

Komunikasi SOSIAL adalah bagian dari perziarahan hidup manusia, dari komunikasi yang baik dapat menjalin hubungan dan relasi dengan baik juga, komunikasi yang buruk dapat menimbulkan praduga, kesalah pahaman dan pertengkaran. Dengan kemajuan jaman dan teknologi membuat komunikasi berlangsung cepat namun juga mendapat tantangan.


Berikut beberapa pesan pokok pikiran yang disampaikan Bapa Paus:


1. Metafora tentang jejaring sosial dan komunitas. Internet dan juga jejaring sosial yang merupakan anak kandungnya telah terbukti memberikan manfaat yang luar biasa bagi manusia. Tapi juga serangkaian pengaruh negative mengikutinya, seperti: penyebaran informasi sesat, manipulasi data pribadi, cyberbullyng, dll. Paus mendorongkita untuk memanfaatkan sisi positif dari internet dan jejaring sosial demi pembentukan komunitas yang bercorak kohesif (melekat satu dan yang lain) dan suportif (memberi dukungan). Jejaring sosial bisa mendukung pembentukan komunitas jika didukung oleh sikap saling mendengarkan, dialog dan dilandasi penggunaan bahasa secara bertanggungjawab.

Paus menegaskan bahwa jejaring sosial bisa membentuk kelompok-kelompok yang justru tidak terbuka dan anti keberagaman, sehingga dalam dunia maya pun bertumbuh induividualisme yang tidak terkendali, dan menjadi landang bertumbuhnya kebencian.

Internet bisa memajukan perjumpaan dengan orang laint tetapi juga memperparah isloasi dan keterasingan diri . Paus menggunakan istilah “pertapa sosial” bagi orang yang mulai cenderung mengasingkan diri dari masyarakat dan orang-orang sekitarnya; khusunya kaum muda.

Dalam situasi ini Gereja ditantang untuk mendorong pemanfaatan dunia maya secara positif: demi meningkatkan saling pengertian (mutual understanding)

2. Kita adalah sesama Anggota: “Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.” Menjadi sesama anggota adalah tujuan. Untuk itu a kita harus membuang dusta dan berkata benar. Menurut Paus: tugas menjaga kebenaran muncul dari kebutuhan untuk tidak mengingkari hubungan timbal balik saling menguntungkan dalam persekutuan. Metafora tubuh dan anggota-anggotanya mengajak kita untuk menghargai perbedaan, melihat orang lain sebagai pribadi bukan sebagai pesaing.

Paus juga menyinggung dasar teologis/spiritual dari komunikasi manusiawi adalah persekutua kasih Allah Tritunggal: Allah Tritunggal adalah persekutuan yang terbangun atas dasar komunikasi. Komunikasi ini berdasarkan kasih…Allah juga keluar dari persekutuan itu untuk mengkomunikasikan diri-Nya kepada manusia.

Sebagai orang beriman: dalam komunikasi, termasuk komunikasi berbasis internet dan jejaring sosial kita dipanggil untuk mewujudkan persekutuan. Kita perlu sadar bahwa orang lain bukan sekadar Individu tetapi pribadi (pesona) atau wajah yang saling melengkapi.

3. Dari “Like” ke “Amin” – Jejaring sosial merupakan pelengkap bagi sebuah perjumpaan secara fisik, bukan pengganti perjumpaan fisik. Ini fungsi dasar jejaring sosial, dan dalam hal ini internet/jejaring sosial menjadi sebuah sumber daya.


( P. Dion, SVD - Koordinator Komunikasi Provinsi IDJ )


63 views0 comments

Recent Posts

See All

Edisi: XIII / 2020 / HARI MINGGU PRAPASKAH V

KEMATIAN (BENCANA) REALITAS YANG TIDAK BISA DITOLAK Wabah Corona, menggemparkan dunia. Awalnya bermula dari Wuhan, China. Lalu sekarang ia menyebar dan mewabah ke seluruh dunia. Indonesia juga termasu

bottom of page