Yesaya 60:1-6; Efesus 3:2-3a. 5-6; Matius 2:1-12
Tuhan menampakan diriNya kepada dunia. Penampakan itu diwakili kepada ketiga orang Majus yang datang menyembah dan memuliakan Tuhan di kandang Betlehem. Mereka adalah orang dari luar budaya Yahudi. Tuhan menampakan diriNya kepada manusia melalui banyak cara. Hari ini, Tuhan menampakan diriNya, melalui tuntunan sebuah bintang yang telah terbit di Timur. Cahaya Tuhan tidak pernah redup apalagi padam tidak pernah. Hanya sering mata hati manusia tidak melihatnya karena tertutup dengan kabut kenistaan dan lumpur dosa.
Suara Profetis Yesaya
“Kemuliaan Tuhan terbit atasmu” bdk (Yes 60:1-6). Ada bebarapa poin yang mau saya sharingkan terinspirasi oleh ajakan Yesaya pada hari ini.
Hai Yerusalem bangkitlah, menjadi teranglah… Inilah ajakan agar orang meninggalkan pekerjaan kegelapan, pekerjaan yang tidak tahan cahaya. Pekerjaan yang tidak tahan cahaya adalah pekerjaan yang umumnya: illegal, tidak baik dan berlawanan dengan nilai-nilai kebaikan serta asosial.
Kemuliaan Tuhan terbit atasmu… Tuhan tidak mau, manusia hidup dalam kegelapan. Tuhan mau agar orang memutuskan mata rantai kegelapan. Kegelapan dilawan dengan cahaya terang. Perbuatan kegelapan dilawan dengan perbuatan terang. Cara untuk memutuskannya yaitu dengan bertobat. Pertobatan membutuhkan kesadaran. Orang bisa sadar kalau ia masih memiliki nurani untuk menerima hal-hal baik dalam hidupnya. Hati nurani seseorang tidak bisa berfungsi efektif kalau orang itu mulai hidup dalam semangat permisif. Permisif artinya memaafkan diri sendiri untuk setiap kesalahan atau tindakan yang tidak sesuai dengan norma kebaikan umum. Kalau setiap kali melakukan hal yang salah lalu seseorang memaafkan dirinya sendiri: cukup sekali ini saja, lain kali tidak lagi. Lalu pada kesempatan lainnya melakukan lagi kesalahan yang sama, kemudian memaafkan diri lagi. Pertanyaannya kapan baru orang itu bisa bertobat dan memulai sesuatu yang baik dalam hidupnya? Mari kita menggantikan budaya permisif dengan pertobatan sejati.
Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling…Yesaya mengajak orang agar membangun harapan, mengairahkan semangat pantang menyerah dalam hidup, untuk bangkit dari keterpurukan atau kekelaman yang pernah terjadi dalam hidup. Kita jangan dikuasai oleh kejatuhan atau kegelapan yang pernah terjadi dalam hidup. Kita harus menguasai apa yang pernah terjadi dengan hidup kita dan memanfaatkan setiap peristiwa itu untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu hidup sebagai orang yang bermartabat, orang baik, putra-puteri Allah. Setiap orang aslinya dilahirkan dengan bermartabat sebagai anak manusia yang baik. Hanya dalam perkembangan waktu, lingkungan sosial, perjumpaan dengan orang lain dan situasi membuat orang menjadi tidak baik. Lingkaran ini bisa kita putuskan, dengan kembali membangun motivasi, memberi harapan untuk diri dan mulai hidup sesuai dengan motivasi baik itu. Membangun Motivasi, menentukan tujuan hidup, dan melakukannya sekarang juga. Jangan ditunda.
Engkau akan heran melihat dan berseri-seri, tercengang dan berbesar hati… Sebuah perubahan terjadi dalam hidup kalau mulai menghidupi kembali harapan. Hasil dari sebuah ketekunan, motivasi yang kuat, tujuan hidup yang jelas membuat kita bangga dengan diri kita sendiri. Kita mesti sanggup untuk berbangga dengan diri sendiri. Karena kalau kita tidak bisa bangga dengan diri sendiri, siapa lagi yang akan bisa berbangga dengan kita? Kita harus memulainya. Hasil sebuah ketekunan itu akan datang secara perlahan, tetapi pasti dan sesudah itu dia akan datang tanpa henti.
AJAKAN ST. PAULUS
“Para bangsa menjadi ahli waris dan peserta perjanjian, (bdk Ef 3:2-3a.5-6). Semua kita yang mengakui Kristus dengan mulut dan menghidupinya dalam tindakan adalah ahli waris kerajaan surga. Semua yang berjuang untuk selalu melakukan yang baik dan menghindari yang jahat dalam hidup adalah peserta perjanjian, yaitu orang yang akan menerima hidup kekal. Inilah janji yang Kristus berikan untuk semua orang yang percaya kepadaNya. Dia menjanjikan hidup yang kekal, karena Dia sendiri adalah kehidupan. Kedatangan Kristus ke dunia membawa satu misi yang penting yaitu “mentradisikan kehidupan” agar menjadi opsi semua orang, menjadi pilihan dan milik semua orang. Dengan kedatangan Kristus, semua orang dipanggil kepada kebaikan dan berpartisipasi di dalamnya. Allah sendiri adalah sumber kebaikan.
Perjuangan Para Majus untuk bertemu dengan bayi Yesus (bdk Mat 2:1-12)
“Kami datang dari Timur mau menyembah Sang Raja baru”.
Ada tiga raja dari Timur. Dengan ilmu perbintangan yang mereka miliki, mengenal bahwa ada raja baru yang lahir di Yudea. Mereka mengikuti terang bintang yang nampak di Timur itu, dalam menelusuri tempat kelahiran Sang raja yang baru lahir. Terang bintang itulah yang menghantar mereka sampai ke Yerusalem. Kepada Herodes mereka bertanya “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia”. Pernyataan itu menimbulkan keterkejutan besar.
Herodes sangat terkejut dengan kedatangan ketiga orang Majus itu. Dia mengundang semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, dan meminta keterangan dari mereka di mana Mesias dilahirkan? Mereka dengan cepat menjawab, di Betlehem di tanah Yudea. Karena ada tertulis dalam kitab nabi: “Dan engkau Betlehem di tanah Yudea, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena darimulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.”
Setelah mendengar penjelasan dari Herodes, ketiga orang Majus itu meneruskan perjalanan mereka ke Betlehem. Hal yang menggembirakan orang Majus ialah “bintang yang mereka lihat di Timur, selalu menuntun percaharian mereka sampai mereka menemukan Yesus bersama ibuNya Maria”.
Sebuah kemauan yang baik selalu diberkati Tuhan. Ketiga orang Majus itu selalu dituntun Tuhan karena mereka mempunyai suatu tujuan yang mulia untuk menyembah dan memuliakan Tuhan. Sedikit kepentingan pribadi pun di balik perjalanan mereka tidak ada. Perjalanan mereka selamat hingga kembali lagi ke tempat asalnya.
Setiap petualangan untuk mencari yang benar, yang baik selalu diberkati karena yang benar dan baik itu berguna bagi semua orang. Apapun tantangan dan kesulitan untuk mencapainya pasti akan bisa diatasi. Kekuatan motivasi, tujuan yang jelas dan tindakan praktis membantu orang untuk meraih apa yang mereka inginkan.
Kita periksa motivasi, tujuan dan tindakan ketiga Majus itu: motivasi mereka yaitu mau menyembah Raja yang baru lahir. Tujuannya yaitu mau menemukan Raja baru itu. Tindakannya, berjalan meninggalkan tempat mereka dengan tuntunan bintang ke Betlehem.
Motivasi menyembah Raja baru itu terpenuhi. Setelah mereka menemukanNya mereka menyembah Dia dengan memberikan emas, kemenyan dan Mur. Pemberian ketiga Majus ini mempunyai arti yang sangat penting, untuk misi Yesus ke depannya. Emas adalah pemberian untuk menghormati Yesus sebagai seorang Raja. Kemenyan pemberian untuk menghormati Yesus sebagai Imam. Karena kemenyan adalah simbol yang dipakai seorang imam dalam perayaan liturgisnya. Dan Mur adalah pemberian yang mengingatkan bahwa suatu waktu Yesus akan mengalami nasib seperti manusia umumnya yaitu kematian. Di saat seperti itu, Mur akan dipakai untuk meminyaki jenasah Yesus sebelum dikuburkan.
Setiap pemberian yang kita berikan kepada orang lain, hendaknya mengandung pesan, arti atau makna. Sejatinya pemberian itu mesti meninggalkan sebuah pesan yang tidak pernah hilang dimakan waktu. Lalu apa hadiah yang pantas untuk kita berikan kepada Yesus? Jyu gek, saam chaang, baak pau? Semua hal ini bisa kita berikan, tetapi yang paling istimewa adalah diri kita sendiri, hidup kita dan pekerjaan kita. Semoga hati kita, menjadi hadiah yang paling indah buat Yesus.
Comments