Minggu Advent 3
Tahun A/2 2019
Yesaya 35:1-6a.10; Yakobus 5:7-10; Matius 11:2-11
Minggu ketiga Adven dinamakan juga Minggu Gaudete (sukacita). Kita bersukacita karena Natal hampir tiba. Itu kita lambangkan dengan menyalakan lilin warna pink pada karangan Adven. Bersukacita karena Tuhan sungguh baik kepada setiap orang yang bertobat.
Kita memaknai Adven bersama nabi Yesaya dan Yohanes Pembaptis. Nabi Yesaya dan Yohanes Pembaptis adalah dua tokoh Kitab Suci yang sering kita dengar dalam perayaan ekaristi dalam Minggu I dan II Advent. Kesaksian dan ajakan keduanya mengajak agar kita sungguh beriman dan memperbaiki diri dalam menanti kedatangan Sang Juru Selamat. Hal ini akan terus kita dengar selama masa Advent yang masi sisa ini. Keutamaan yang mereka miliki semoga menjadi keutamaan yang kita miliki juga. Muara keutamaan mereka adalah relasi yang baik dengan Tuhan, sesama, diri sendiri dan alam sekitar.
Yesaya adalah seorang nabi yang membawa pengharapan dan sukacita kepada orang Israel. Ia meyakinkan mereka bahwa Tuhan akan datang untuk menyelamatkan dan mengubah hidup orang Israel. Mereka diajak untuk kembali mengalami sukacita dan kedamaian dalam hidup. Tuhan mengakihiri kesedihan-kesedihan yang membuat mereka kehilangan semangat dan gairah hidup serta diubahnya menjadi berkat. Allah mengubah hidup orang Israel dari hal yang mencekam ke hal yang membebaskan.
Yesaya adalah seorang motivator yang menggerakan orang Israel untuk bangkit dari keterpurukan. Ia membawa mereka keluar dari kekelaman. Ia membangun kembali semangat mereka agar menjadi orang yang optimis untuk memulai sesuatu yang baru dalam hidup. Yesaya menggunakan kata-kata posetif dan ungkapan-uangkapan optimis dalam menyemangati orang Israel.
Pewartaan Yesaya.
“Tuhan sendiri yang akan datang menyelamatkan kita. Padang gurun dan padang kering akan bergirang. Padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga. Kuatkanlah tangan yang lemas lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah. Kuatkanlah hati, jangan takut. Allah akan datang menyelamatkan kamu. Mata orang buta akan melek dan telinga orang tuli akan mendengar, orang lumpuh akan melompat seperti rusa dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai.., Kedukaan dan keluh kesah akan menjauh “ (Yes 35: 1-6a.10).
Sesuatu yang baik, yang menggembirakan dalam hidup, itu ada karena kita proaktif untuknya. Pikiran dan hati kita harus mengintensikannya. Kita berjuang untuk keluar dari kesulitan, tantangan dan genggaman masa lalu yang penuh dengan sejarah pilu, traumatis dan bahkan mengkerdilkan hidup. Perjuangan itu, kita mulai dengan langkah awal / gerakan pertama, yang mungkin dengan penuh keraguan, kecemasan ataupun ketakutan, tetapi kita harus memulainya. Kita kalahkan semua perasaan negatif itu, dengan mengatakan “saya mau bebas, saya mau sukses, saya mau menjadi baik”, saya mau menjadi diri saya yang utuh, mau damai, mau mengalami sukacita dalam hidup. Sukses itu mulai dengan langkah pertama. Ia mulai dengan hal yang kecil dan sederhana. Ia harus dimulai dan jangan ditunda. Hal itu bisa terjadi karena anda mau memulainya. Anda bisa dan sanggup untuk membuat perubahan itu. Lakukan itu, mulai dari sekarang.
Perubahan yang kita rindukan bisa terjadi dengan cepat dan bisa juga terjadi dalam proses panjang. Karena itu, untuk mencapai perubahan yang diinginkan, kita perlu bersabar dan rendah hati. Kesabaran akan membantu kita, untuk membatinkan segala hal posetif, untuk menggantikan hal negatif yang sudah lama mengontrol hidup dan cara pikir kita. Kita kembali menjadi manusia yang berkarakter posetif dengan terus memotivasi diri, mengubah mindset dan terus move on. Ingat tiga hal penting ini: motivasi, mindset dan move on.
Nasihat Yakobus
“Tabahkanlah hatimu, sebab hari kedatangan Tuhan sudah mendekat. Bersabarlah sampai saat kedatangan Tuhan, teguhkanlah hatimu dalam menanti, seperti para petani menantikan musim hujan. Hindari saling bersungut-sungut dan saling mempersalahkan / berpikir dan hidup posetif” (bdk Yak 5:7-10).
Bersabar adalah suatu nilai luhur yang mestinya dimiliki oleh setiap orang. Orang yang sabar selalu melihat peluang yang lebih baik dalam hidupnya. Tetapi orang yang tidak sabar kadang mengalami banyak hal yang tidak diinginkan (tidak menyenangkan) dalam hidup. Orang yang tidak sabar, kadang membuat keputusan-keputusan yang keliru dalam hidup. Mereka menyesal kemudian tetapi selalu tidak berguna. Karena itu bersabarlah selalu dalam segala sesuatu.
Setiap orang hendaknya selalu bersabar dalam membuat keputusan, terutama keputusan penting dalam hidup. Kesabaran itu, erat sekali kaitannya dengan kerendahan hati. Perlu diingat, kesabaran tidak berarti lamban, suka menunda-nunda pekerjaan atau keputusan. Kesabaran lebih pada sikap seseorang dalam menghadapi sesuatu atau dalam memutuskan tentang sesuatu dengan bijaksana.
Kesabaran sangat diperlukan untuk mencapai hasil dari sebuah perubahan yang kita mulai. Bersabar tidak berarti tidak berbuat sesuatu. Dalam kesabaran itu kita menyiapkan segala sesuatu yang perlu dan untuk hal yang kita putuskan dalam hidup. Hal yang sama kita perlukan dalam menanti kedatangan Sang Juru selamat. Kita merindukan Raja Damai. Dia akan datang. Kita harus sabar menanti. Kalau ada seseorang yang datang untuk mengunjungi kita, maka perlu kita melakukan persiapan untuk kedatangannya. Untuk kedatangan Tuhan yang perlu kita persiapkan yaitu hati kita. Menyiapkan tempat untukNya dalam hidup. Tuhan akan datang, bagi kita menimbulkan kegembiraan dan membawa perubahan hidup. Kita harus bertobat. Kita harus menyesuaikan hidup kita dengan hidupNya.
Pertanyaan Yohanes Pembaptis.
Engkaukah yang ditunggu-tunggu kedatangannya, atau orang lainkah yang harus dinantikan? Yesus menjawab “pergilah dan katakan kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendenger, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku. Yesus berbicara tentang Yohanes Pembaptis: sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis” (Mat11:2-11).
Yohanes menjadi yang terbesar dari antara semua orang yang pernah dilahirkan bukan karena fisiknya tetapi karena perbuatannya, yakni mempersiapkan jalan bagi datangnya Juru Selamat, mengajak orang untuk bertobat dan melakukan hal-hal baik dalam hidup. Ia menjadi besar karena kesaksiannya. Kita bisa menjadi besar, bukan karena badan kita, makan yang kita konsumsi tetapi karena hidup kita : keteladan dan cara hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Mari kita berlomba-lomba untuk “menjadi terbesar” seperti Yohanes Pembaptis, sehingga Tuhan kembali menjadi sahabat, penolong dan satu-satunya yang menguasai hidup kita.
Advent kali ini, adalah sebuah usaha agar kita kembali menjadi orang yang menghidupi buah pertobatan setiap hari. Kita bertobat mulai dengan hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan, seperti rajin berdoa, menolong sesama yang sangat membutuhkan pertolongan serta perbuatan baik lainnya. Prinsipnya sederhana lakukan yang baik dan hindari yang jahat
Comments