Minggu Biasa 28 C 2019
2Rajaraja 5:14-17; 2Timotius 2:8-13, Lukas 17:11-19
NAAMAN YANG PERCAYA DAN BERSYUKUR
“Tubuh Naaman (kusta) sembuh setelah ia membenamkannya tujuh kali di sungai Yordan. Dia serta seluruh pasukannya kembali kepada Elisa dan mangakui Tuhan (bdk 2Raj 5:14-17). Naaman adalah panglima tentara Siria. Dia orang yang mempunyai status sosial yang tinggi dan disegani dalam masyarakat. Ia menderita penyakit kusta, yang sukar untuk disembuhkan di zamannya. Ia mendengar dari gadis pembantu istrinya bahwa di Israel ada utusan Allah yang bisa mentahirkan orang. Ia mempunyai keyakinan bahwa dia juga bisa disembuhkan oleh utusan Allah tersebut. Karena itu Ia datang menemui Elisa di Israel, memohon untuk menyembuhkan kustanya. Elisa menyuruh utusannya dan meminta Naaman untuk mandi di sungai Yordan, membenamkan diri tujuh kali di sana. Mendengar, suruhan Elisa itu, Naaman melakukannya sambil bersungut-sungut. Karena dalam pikirannya, untuk mandi di sungai Yordan tidak perlu datang jauh-jauh ke Israel dari Siria. Dan ia sendiri bisa mandi di sungai Yordan, tanpa perlu di suruh oleh Elisa. Saat Naaman melakukan apa yang diperintahkan oleh Elisa, Yahwe memperlihatkan kekuasaanNya, Ia menyembuhkan Naaman. Atas kesembuhan dirinya, Naaman mau memberikan hadiah kepada Elisa, tetapi Elisa menolaknya. Ia menganjurkan Naaman untuk bersyukur kepada Tuhan, membagi cinta Tuhan yang telah ia terima dengan sesamanya.
Naaman menjadi begitu percaya bahwa Allah Israel adalah Allah yang Agung yang bisa menolong siapa saja yang memohon kepadanya. Dari peristiwa ini, orang-orang bukan Israel mengaku, bahwa Yahwe adalah satu-satunya Allah. Kisah penyembuhan Naaman mendapat tempat yang istimewa dari mukjisat-mukjisat Elisa. Di sinilah gambaran awal dari permandian yang membersihkan kita dari dosa. Naaman mewakili orang yang berkehendak baik yang ditimpa suatu penyakit yang tak dapat disembuhkan, yaitu dosa, ia datang ke gereja (utusan Allah) meminta kesembuhan. Ia datang dari jauh, karena dia tahu di sana ada kesembuhan dan kehidupan, yakni Tuhan sendiri. Dosa membuat kita jauh dari Allah. Air permandian menyucikan kita dari dosa, bukan karena airnya tetapi karena rahmat Tuhan yang diimani dan kita menerimanya melalui air pembaptisan. Air yang membersihkan, menghidupkan dan memberikan martabat anak-anak Allah. Permandian menghantar kita kembali untuk dekat dengan Allah.
ATHEIST - THEIST
Untuk kedua kalinya sebagai tahanan di Roma, Paulus menulis kepada Timotius tentang inti warisan rohaninya, yaitu menderita dan mati bersama Kristus, supaya dapat bangkit dan hidup bersamaNya (bdk Rm 6:3-8). Di dalam penjara ia tetap berusaha agar Injil Kristus didengar dan dipercaya oleh orang-orang yang belum mengenal Kristus. Ia merindukan semoga karena pewartaan Injil menimbulkan iman di antara orang-orang kafir. Inti warta Gembira Injil yaitu Tuhan mau menyelamatkan semua orang. Yang dibutuhkan dari pihak manusia yaitu percaya kepadaNya. Iman itu, harus dinyatakan dalam kehidupan setiap hari. Tuhan diakui dalam kata dan dihidupi dalam tindakan nyata.
Tuhan yang kita imani adalah Dia yang mengetahui segala sesuatu yang kita lakukan, yang kita cita-citakan dan bahkan sesuatu yang belum terkatakan. Ia senantiasa ada bersama kita, kapan dan di mana saja kita berada. Ia senantiasa merindukan agar kita kembali ke jalanNya dan hidup sesuai dengan ajaranNya. Hanya sering Allah tidak mendapat tempat dalam hati dan hidup kita, karena dosa.
Di dunia ini ada dua kelompok orang yaitu orang atheist dan theist. Atheist adalah orang yang tidak percaya kepadanya Tuhan. Atheist ada dua kelompok lagi, yaitu atheis praktis dan ideologis. Atheist praktis adalah orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan dalam kehidupan setiap hari. Diri sendiri adalah tuhannya. Baik buruk dalam hidup, ia sendiri yang tentukan. Tuhan tidak mempunyai pengaruh sedikit pun dalam hidupnya. Sedangkan atheist ideologis yaitu orang yang yakin secara ideologis bahwa Tuhan tidak ada, tetapi dalam kenyataan ia percaya dan mengakui pengaruh Tuhan dalam kehidupannya.
Lalu theist adalah orang yang percaya akan adanya Tuhan dan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Baik-buruk, berkat – kutuk, sukses – gagal juga disebabkan oleh hubungan mereka dengan Tuhan. Hubungan yang baik denganNya mendatangkan berkat, sedangkan hubungan yang tidak baik mendatangkan kutuk. Theist juga mempunyai dua kelompok. Theist praktis yaitu orang yang dalam kehidupan setiap hari, percaya dan menghidupi apa yang Tuhan ajarkan dalam agamanya. Ia adalah orang yang takut akan Tuhan dan senantiasa mengandalkanNya dalam segala sesuatu. Tuhan adalah asal dan tujuan hidupnya. Dalam Tuhan segala sesuatunya akan menjadi baik. Tuhan senantiasa menulis indah di atas garis-garis bengkok kehidupan manusia, walaupun kita sering menulis buruk di atas garis-garis lurus yang Tuhan lukiskan. Itu keyakinan para theist praktis.
Sedangkan theist ideologis adalah orang yang secara ideologis percaya bahwa Tuhan ada. Ia yakin akan pengaruh Tuhan dalam hidupnya. Tetapi dalam keseharian, mereka tidak menghidupi apa yang Tuhan ajarkan. Tindakan dan cara hidup mereka mengingkari adanya Tuhan. Mereka percaya akan Tuhan dalam teori tetapi dalam praktek mengingkarinya.
Banyak orang beragama menganut paham theist ideologis ini. Mereka hanya yakin bahwa Tuhan ada dalam teori dan perayaan liturgis agama. Tetapi dalam kenyataan hidup, mereka jauh dari Tuhan. Banyak orang katakan bahwa mereka adalah orang Katolik, tetapi mereka tidak pernah lagi datang ke Gereja, tidak lagi mengikuti doa lingkungan dan menerima sakramen-sakramen yang disediakan oleh Gereja. Di sekitar kita banyak sekali orang seperti ini. Ada anggota keluarga kita. Bahkan ada orang yang selagi mereka menjadi pengurus gereja, mereka rajin ke gereja dan mengikuti kegiatan-kegiatan gerejani. Tetapi setelah mereka tidak lagi terpilih untuk menjadi pengurus gereja, mereka tidak pernah lagi menginjak halaman gereja. Kalau halaman gereja saja tidak diinjak apalagi gerejanya.
HATI YANG BERSYUKUR: TEMPAT BAGI KARYA AGUNG ALLAH
Sepuluh orang kusta meminta kepada Yesus untuk disembuhkan. Ini adalah sebuah bentuk doa. Doa selalu mempunyai stuktur sebagai berikut: 1). Bersyukur kepada Tuhan untuk segala berkat dan rahmat yang telah diterima dari Tuhan sampai dengan saat ini. 2) Memohon ampun dari Tuhan untuk segala dosa dan kesalahan yang pernah kita lakukan dalam hidup sampai dengan saat ini, terutama untuk dosa dan kesalahan yang belum pernah kita bawakan dalam sakramen pengakuan dosa. 3) Menyampaikan ujud, intensi kita kepada Allah. 4) Selalu rendah hati dan percaya, “biarlah kehendak Tuhan yang terjadi, bukan kehendak kita”.
Orang yang berdoa kepada Tuhan adalah mereka yang percaya kepadaNya. Doa adalah dialog personal dengan Tuhan. Kita berkomunikasi denganNya dengan bahasa yang kita mengerti. Kita berbicara kepada Tuhan dan pada gilirannya kita mendengar apa yang Tuhan katakan kepada kita, dalam hati kita. Dalam doa ada dialog bukan hanya monolog. Karena itu, keheningan, kekhusukan menjadi sebuah kondisi untuk berdoa. Hati yang hening itu penting dalam berdoa. Tuhan selalu menyatakan diriNya dalam kesunyian - keheningan.
Kesembilan orang kusta dalam Lukas 17:11-19, menceritakan tentang situasi yang kita alami setiap hari. Sering kita memohon kepada Tuhan, dan Tuhan menjawab permohonan kita dengan caraNya sendiri. Banyak di antara kita yang lupa bersyukur kepada Tuhan setelah mengalami atau menerima apa yang kita minta dariNya. Hati yang selalu bersyukur dan berterima kasih adalah tempat bagi karya agung Tuhan. Dengan bersyukur kita membuka pintu bagi berkat yang baru untuk kita.
Orang yang bersyukur dari ketulusan jiwanya, senantiasa didengar Tuhan dan Tuhan menambahkan rasa syukur yang dialaminya, melipatgandakan kegembiraannya dan memberikan kedamaian kepadanya. Itu yang Yesus lakukan kepada seorang kusta yang setelah sembuh ia datang untuk bersyukur kepadaNya. Tuhan akan melakukan hal yang sama untuk orang-orang lain yang selalu bersyukur dalam hidupnya.
Tuhan selalu melakukan tindakan ajaib dalam hidup kita. Misalnya Ia menyelamatkan kita dari kecelakaan lalu lintas yang kita alami. Ia menyembuhkan kita dari sakit atau penyakit yang kita derita. Ia memberi jalan untuk kesulitan yang kita hadapi. Tuhan mengutus orang untuk membantu, dikala kita membutuhkan bantuan. Orang yang selalu bersyukur, senantiasa memberi tempat buat Tuhan untuk berkarya dalam dirinya. Tuhan sudah sering membantu dan menolong kita. Andaikan anda katakan tidak tentang ini, maka ini buktinya bahwa Tuhan masih memberkatimu yaitu nafas yang masih anda hirup saat ini, sehingga anda hidup. Apakah kita sering bersyukur dalam hidup ini? Apakah kita selalu bersyukur di kala kita mengawali dan mengakhiri sebuah hari, di saat kita mengawali dan mengakhiri pekerjaan kita?
Hati yang selalu bersyukur adalah tempat untuk Tuhan menyatakan karya agungNya sekaligus membuka pintu bagi berkat yang baru untuk diri kita.
Comentarios