top of page

BUAH IMAN ADALAH BELAS KASIH


Seminar Tahun Keadilan Sosial yang diadakan pada hari Minggu 23 Februari 2020 diadakan oleh Komunitas Meditasi Kitab Suci (KMKS) bersama kelompok kategorial Paroki Santo Alfonsus sekaligus dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun KMKS ke 17.


Yang menjadi pembicara dalam seminar ini Romo Kristiono Puspo, SJ dan Romo Yustinus Ardianto, Pr. Pada kesempatan ini , masing-masing pembicara mengajak umat Katolik mau lebih menyadari kehadiran Allah yang menjadi sumber Belas Kasih itu sendiri.


Romo Kristiono menjelaskan tentang Prinsip Ajaran Sosial Gereja, melalui Bunda Maria, Allah hadir dalam ketidakberdayaan manusia. Buah Iman tampak dalam hidup Yesus dari sejak Ia lahir hingga wafatNya, Yesus selalu mengutamakan berbagi kasih kepada sesama tanpa melihat asal usul atau latar belakang hidup orang yang ditolongNya. Yesus ingin memperlihatkan kepada kita, bahwa setiap manusia mempunyai martabat yang sama, semua manusia berharga di mata Tuhan.


Sesuai dengan Prinsip Ajaran Sosial Gereja, martabat manusia menjadi poin penting karena Allah melengkapi hukum taurat dengan Kasih. Terhadap orang yang membenciNya, Ia tidak menghukum dengan kekerasan melainkan Ia tetap membalas dengan kebaikan dan ketulusan hati Nya, bahkan Ia rela menderita bagi kita manusia yang berdosa.


Lewat pembaptisan kita diutus untuk memberitakan keselamatan kepada semua orang melakukan tindakan konkrit tidak hanya tinggal dalam zona nyaman tetapi kita mau bergaul dengan semua orang, menjadi komunitas yang bergerak mewujudkan keadilan dan cinta kasih dalam lingkungan hidup kita.


Banyak hal yang dapat kita lakukan, demi terwujudnya belas kasih itu asalkan kita mau berkorban dan lebih peduli terhadap mereka yang menderita. Manusia sejatinya tidak dapat hidup sendiri manusia membutuhkan orang lain agar dapat hidup layak dan sejahtera, untuk itu dibutuhkan keterbukaan hati manusia untuk menerima kehadiran Allah dalam diri sesama melalui keterbukaan dan kerendahan hati, maka kita mampu mendapatkan apa yang dinamakan kesejahteraan hidup.


Romo Kris menambahkan, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Ajaran Sosial Gereja bukan sekedar ajaran tetapi wasiat harapan keselamatan yang telah dimulai oleh Allah melalui Bunda Maria, Allah yang hadir dalam ketidakberdayaan manusia.


Seperti halnya Paus Fransiskus, yang selalu mengajak kita untuk berbuat lebih banyak lagi kepada sesama yang menderita bukan hanya dengan yang seiman tetapi berbagi dan membantu mereka yang lemah dan menderita tanpa melihat asal usul mereka, terus menerus berbuat kebaikan demi terciptanya Kasih dan persaudaraan sejati.


Gereja sebagai kisah cinta dan Rumah sakit di medan perang, mengawali pembahasannya Romo Yustinus memberikan penekanan bahwa, Gereja Katolik adalah Gereja yang selalu siap sedia menjadi tempat bagi mereka yang membutuhkan perhatian ibarat Rumah sakit di medan perang yang diistilahkan oleh Paus Fransiskus, Gereja harus terbuka terhadap dunia mau membaur dan berbuat lebih banyak lagi demi kesejahteraan umat manusia apa yang disampaikan Paus Fransiskus sejalan dengan apa yang menjadi spiritualitas Gereja Keuskupan Agung Jakarta yaitu : Gembala yang baik dan murah hati.


Hendaknya kita umat katolik menjadi pelayan, bukan pekerja artinya : kita mau melayani dengan kesungguhan hati tanpa mengharapkan imbalan tanpa melihat pelayanan itu menjadi suatu target karir dalam hidup ber paroki tanpa menghitung-hitung atau memamerkan apa yang sudah aku perbuat. Meneladani sikap hidup Yesus yang dengan kesungguhan hati melayani, menyebarkan kebenaran dan membagikan kebaikan.


Pekerja dan pelayan berbeda orientasi, jika dalam konteks pekerja maka yang diharapkan adalah upah yang besar, dan kesuksesan. Sedangkan menjadi pelayan lebih kepada bagaimana kita dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab yang telah kita terima dengan sepenuh hati dan kesetiaan dan dengan bantuan Allah sendiri kita mau membagikan rahmat yang telah kita terima.


Saat ini, Bapak Uskup Ignatius Kardinal Surharyo mengajak umat untuk mau membangun komunitas kontras yaitu komunitas yang berorientasi pada terciptanya keadilan, perdamaian dan kasih persaudaraan. Kita semua diajak menjadi umat yang tanggap terhadap situasi yang terjadi di sekitar kita membantu mereka yang menderita demi terwujudnya keadilan sosial.


Romo Yus, mengajak umat untuk menyadari arti Kasih yang telah Yesus berikan kepada kita dengan kasih Nya yang tak berkesudahan itu kita terapkan dalam perilaku hidup kita, kita memaknai hidup kita dengan lebih mau bersikap rendah hati demi terwujudnya belas kasih yang memberdayakan


177 views0 comments

Recent Posts

See All

ATURAN LITURGI SELAMA MASA DARURAT COVID-19

Berdasarkan Surat Keputusan Keuskupan Agung Jakarta(KAJ) No.170/3.5.1.2/2020 23 Maret 2020, diputuskan untuk memperpanjang masa darurat COVID-19 hingga 30 April 2020, peniadaan sementara kegiatan gere

bottom of page